Jokowi Bangga RI Juara 2 Produsen Kelapa Dunia, Ekspor Tembus Rp25,1 T
Tanggal: 22 Jul 2024 18:37 wib.
Presiden Joko Widodo menghadiri peresmian pembukaan Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional (Cocotech) yang ke-51 di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Senin (22/7/2024). Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan pidato mengenai Jokowi Bangga RI Juara 2 Produsen Kelapa Dunia, Ekspor Tembus Rp25,1 T
dari hasil komoditas perkebunan seperti cokelat, vanila, kopi, lada, cengkeh, dan yang menjadi fokus utama, yakni kelapa. Hal ini merupakan suatu bentuk kebanggaan bagi Indonesia, terutama dalam hal potensi produksi kelapa yang mendunia.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyoroti potensi ekonomi hijau yang sangat besar bagi Indonesia. Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa kelapa memiliki potensi yang besar dalam menggerakkan perekonomian negara. Indonesia sendiri memiliki luas lahan sekitar 3,8 juta hektare untuk perkebunan kelapa, dengan angka produksi mencapai 2,8 juta ton per tahun. Ekspor kelapa dari Indonesia telah mencapai nilai US$ 1,55 miliar atau sekitar Rp 25,1 triliun.
Dalam konteks ini, Jokowi juga menyoroti bahwa Indonesia telah menjadi produsen kelapa terbesar kedua di dunia. Provinsi-provinsi seperti Sulawesi Utara dan Riau diidentifikasi sebagai daerah potensial yang mampu memproduksi kelapa dalam skala besar. Dengan mencermati angka ekspor yang mencapai Rp 25,1 triliun, Presiden Jokowi menekankan bahwa ini merupakan angka yang sangat besar dan berpotensi untuk terus ditingkatkan melalui upaya serius dalam pengelolaan komoditas kelapa.
Upaya meningkatkan produksi kelapa menjadi fokus penting yang disuarakan oleh Presiden Jokowi. Hal ini meliputi penggunaan bibit unggul, penerapan metode pemeliharaan yang baik, serta peningkatan efisiensi dalam proses panen. Dalam rangka menyediakan nilai tambah, Jokowi mendorong untuk melakukan hilirisasi komoditas kelapa sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Di sisi lain, Jokowi juga memerhatikan potensi dari teknologi hilirisasi dalam pengembangan komoditas kelapa. Beliau mengamati bahwa limbah kelapa sudah dapat dimanfaatkan menjadi bioenergi, sebuah langkah penting yang bisa terus dikembangkan ke depannya. Selain itu, Jokowi menyadari bahwa kelapa juga memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan baku bioavtur, yang tentunya bisa menjadi fokus besar dalam peningkatan daya tarik bagi negara lain. Teknologi hijau ini, menurut Jokowi, membuka peluang pasar yang lebih luas dan peningkatan minat dari negara-negara lain.
Dari pernyataan Presiden Jokowi ini, kita melihat bahwa kelapa memiliki peran sentral dalam pengembangan ekonomi Indonesia. Potensi produksi kelapa yang besar, ekspor yang signifikan, serta upaya dalam meningkatkan nilai tambahnya melalui hilirisasi dan penggunaan teknologi hijau merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan secara serius. Dengan adanya upaya tersebut, diharapkan kelapa dapat terus menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sebagai negara maritim dengan aneka kekayaan alam dan sumber daya tanaman tropis, Indonesia memang memiliki potensi besar dalam pengembangan komoditas perkebunan, termasuk kelapa. Dalam hal ini, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, pelaku industri, serta institusi penelitian dan pendidikan untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Dalam konteks global, Indonesia perlu terus mengoptimalkan potensi kelapa sebagai salah satu sumber ekspor utama. Dengan meningkatkan kualitas produksi, memperbaiki rantai pasok, serta memanfaatkan teknologi hijau, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk dapat bersaing secara global. Implikasinya, hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat.
.