Jetstar Hentikan Operasi di Indonesia, Kementerian Perhubungan Merespons
Tanggal: 13 Jun 2025 11:58 wib.
Maskapai penerbangan Jetstar Asia mengumumkan secara resmi bahwa mereka akan menghentikan seluruh operasionalnya di Indonesia mulai 31 Juli 2025. Keputusan ini telah mendapat konfirmasi dari Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Agustinus Budi Hartono, yang menjelaskan bahwa manajemen Jetstar Asia telah memberi tahu secara lisan mengenai rencana penutupan tersebut.
Agustinus menyatakan, “Pada siang hari ini, perwakilan Jetstar Asia menyampaikan rencananya bahwa penerbangan terakhir mereka dari dan menuju Jakarta-Tangerang (CGK), Medan-Kualanamu (KNO), Surabaya (SUB), Denpasar (DPS), dan Labuan Bajo (LBJ) akan dilakukan pada tanggal 31 Juli 2025.” Dalam konteks ini, Kementerian Perhubungan meminta agar Jetstar Asia segera mengirimkan surat resmi mengenai penutupan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Selain itu, manajemen juga diminta untuk merilis pengumuman resmi kepada publik, lengkap dengan informasi yang jelas mengenai proses penutupan dan dampaknya bagi para penumpang. Kemenhub mengingatkan pentingnya penanganan baik untuk penumpang yang terdampak, di mana Jetstar Asia diharuskan untuk mengatur pengalihan penerbangan, mengembalikan biaya tiket, serta menyelesaikan semua aspek teknis dan administratif dengan pihak pengelola bandara, AirNav, dan layanan ground handling lainnya.
“Kami juga meminta mereka untuk mengembalikan slot penerbangan kepada pengelola slot yang berwenang, serta melakukan penutupan dengan memberikan Persetujuan Rute kembali kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,” lanjut Agustinus.
Sebagai informasi tambahan, Jetstar Asia merupakan anak perusahaan dari Qantas Airways yang berbasis di Australia. Maskapai ini telah beroperasi selama dua dekade dan berpusat di Singapura. Penutupan ini diumumkan secara resmi oleh Qantas pada hari Rabu, 11 Juni 2025, di mana seorang juru bicara Qantas menyebutkan bahwa terjadinya peningkatan biaya operasional yang tidak terhindarkan serta persaingan yang semakin ketat di industri penerbangan menjadi alasan utama di balik keputusan ini.
Jetstar Asia diketahui mengoperasikan sekitar 13 pesawat Airbus A320, yang rencananya akan dialihkan untuk beroperasi di pasar Australia dan Selandia Baru. Penutupan maskapai ini diprediksi akan berdampak terhadap sekitar 500 karyawan yang berpotensi kehilangan pekerjaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jetstar Asia menghadapi berbagai tantangan yang semakin besar dan tidak mampu mencatatkan keuntungan sebanding dengan pasar yang lebih menguntungkan dalam grup Qantas. Pernyataan ini pun diungkapkan oleh pihak perusahaan, dan disampaikan melalui berita yang dirilis oleh Reuters.