Jenazah di Plafon Pabrik Obat Pulogadung Diketahui Seorang Teknisi
Tanggal: 31 Jul 2025 07:35 wib.
Penemuan jenazah pria di atas plafon sebuah pabrik obat di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, pada Selasa (29/7), akhirnya teridentifikasi sebagai Rastono (37), seorang teknisi di perusahaan tersebut. Hal itu dikonfirmasi oleh Kapolsek Pulogadung, Kompol Suroto, berdasarkan keterangan enam saksi dari pihak internal pabrik, termasuk kepala teknisi dan rekan kerja korban.
Kepala teknisi perusahaan, Nurudin Muslimin (56), menyatakan bahwa Rastono tidak masuk kerja sejak Senin (28/7). Sementara itu, teman korban bernama Mustofa (34) terakhir melihat Rastono pada Sabtu (26/7) sore saat mereka memperbaiki pompa air bersama. Mustofa mengonfirmasi bahwa pakaian yang dikenakan jenazah — kaos kuning dan celana panjang biru — sama persis seperti yang dikenakan Rastono terakhir kali terlihat.
Hasil pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan bahwa kaki kanan Rastono terlilit kabel listrik, memunculkan dugaan kuat bahwa ia tersengat aliran listrik saat memperbaiki instalasi di area plafon. Dugaan ini diperkuat oleh bau menyengat yang tercium oleh salah satu karyawan pada Selasa siang dari arah plafon gudang. Setelah dilakukan pengecekan sekitar pukul 15.30 WIB, ditemukan sesosok tubuh pria dalam kondisi terlentang di atas plafon mushola dengan wajah menghitam dan tubuh membusuk.
Petugas dari Polsek Pulogadung, Polres Jakarta Timur, Biddokkes, SPKT, dan tim Inafis segera turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Jenazah kemudian dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum dan autopsi guna memastikan penyebab kematian secara medis. Proses evakuasi memakan waktu lebih dari satu jam karena kondisi plafon yang sempit dan jenazah yang sudah dalam kondisi membusuk.
Petugas Rescue Gulkarmat Pulogadung, Yusuf Fajar Monas, yang turut serta dalam evakuasi menyebut bahwa dugaan kuat penyebab kematian adalah tersengat listrik. Hal ini diperkuat oleh posisi jenazah yang menempel pada besi tersambung arus listrik. Ia juga menyampaikan bahwa evakuasi berlangsung cukup sulit karena area plafon tidak mudah dijangkau.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kronologi dan penyebab pasti kematian teknisi tersebut. Kompol Suroto menegaskan bahwa proses autopsi di RS Polri menjadi langkah penting untuk mendapatkan kepastian medis yang objektif.