Jakarta Peringkat 10 Kota Paling Macet Sedunia
Tanggal: 28 Jun 2024 04:41 wib.
Waduh! Jakarta menjadi salah satu kota termacet di dunia. Bahkan, dalam data terbaru, Jakarta menjadi kota termacet nomor 10 di dunia. Data itu dirilis oleh INRIX (penganalisis data dari sensor jalan raya dan kendaraan). INRIX baru saja merilis Global Traffic Scorecard 2023 yang menyajikan beberapa kota termacet di dunia dengan membandingkan penundaan waktu perjalanan karena kemacetan.
"Scorecard ini menggunakan pola perjalanan terkini pasca-COVID untuk benar-benar menganalisis dan membandingkan perbedaan perjalanan pulang pergi di lebih dari 900 kota di seluruh dunia," tulis INRIX dalam Global Traffic Scorecard 2023 dikutip Kamis (27/6/2024).
Dalam data itu, 5 kota paling macet di dunia berisi kota-kota besar, seperti New York, Mexico City, London, Paris, dan Chicago. Warga New York kehilangan waktu rata-rata 101 jam karena kemacetan. Sedangkan London dan Paris masing-masing kehilangan waktu 99 jam dan 97 jam karena macet tahun lalu. Bagaimana dengan Jakarta?. Pada tahun 2023, warga Jakarta kehilangan waktu 65 jam karena terjebak kemacetan. Tahun sebelumnya (2022), berdasarkan data INRIX, Jakarta masih bertengger di posisi ke-16 kota termacet di dunia.
Total waktu yang hilang tersebut adalah perbedaan waktu tempuh yang dialami selama periode jam sibuk dibanding dengan saat arus lalu lintas tanpa kemacetan. "Dengan kata lain, ini adalah perbedaan antara mengemudi selama jam komuter versus mengemudi di malam hari dengan lalu lintas yang sedikit," tulis INRIX.
Berikut 10 kota termacet di dunia versi INRIX:
1. New York
2. Mexico City
3. London
4. Paris
5. Chicago
6. Istanbul
7. Los Angeles
8. Boston
9. Cape Town
10. Jakarta.
Berbagai faktor berkontribusi terhadap peningkatan tingkat kemacetan di Jakarta. Pertumbuhan populasi yang pesat, kurangnya infrastruktur transportasi massal yang efisien, tingginya jumlah kendaraan pribadi, serta kurangnya kesadaran akan tata kelola lalu lintas merupakan beberapa faktor utama yang menyebabkan kemacetan di Jakarta semakin parah.
Pemerintah telah berupaya untuk mengatasi masalah kemacetan dengan berbagai proyek pembangunan infrastruktur transportasi seperti pembangunan jalan layang, pelebaran jalan, serta pengembangan transportasi massal seperti MRT dan LRT. Namun, upaya ini masih belum mampu secara signifikan mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta.
Selain upaya pemerintah, peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah kemacetan. Kesadaran akan pentingnya berbagi kendaraan, menggunakan transportasi massal, dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi menjadi hal yang krusial dalam mengurangi kemacetan di Jakarta.
Dengan tingkat kemacetan yang terus meningkat, Jakarta perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap kebijakan transportasinya. Pengembangan transportasi massal yang lebih luas, peningkatan pelayanan angkutan umum, serta pengaturan lalu lintas yang lebih efektif merupakan langkah-langkah yang sangat dibutuhkan dalam mengurai kemacetan di Jakarta.
Dalam upaya menghadapi masalah kemacetan, Jakarta tidak dapat mengandalkan solusi jangka pendek semata. Diperlukan perencanaan dan implementasi kebijakan yang berkelanjutan untuk mewujudkan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, diharapkan Jakarta bisa keluar dari daftar kota paling macet sedunia dan menjadi contoh dalam pengelolaan transportasi perkotaan yang sukses.