Iwan Fals: Komik Karya Anak Bangsa adalah Harta Karun Industri Kreatif
Tanggal: 12 Agu 2025 11:57 wib.
Musisi legendaris Iwan Fals memandang komik karya anak bangsa sebagai sebuah “harta karun” yang berpotensi besar untuk diangkat ke layar lebar, sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda. Menurutnya, banyak komik Indonesia yang memiliki kekuatan cerita dan karakter, seperti karya Kho Ping Hoo, Jaka Sembung, hingga Gareng, yang jika diadaptasi menjadi film seperti Panji Tengkorak dapat menyerap banyak tenaga kerja di industri kreatif. “Banyak komik Indonesia seperti karya Kho Ping Hoo, lalu ada komik Jaka Sembung, terus Gareng dan lainnya, yang kalau diangkat ke layar lebar kayak gini (Panji Tengkorak) maka dapat menyerap banyak pekerja,” ujarnya usai peluncuran lajur suara film Panji Tengkorak di Jakarta, Kamis (7/8).
Iwan menambahkan, semakin banyak produksi film animasi di Indonesia, maka semakin besar pula kebutuhan tenaga kreatif dan teknis di belakangnya. Mulai dari penulis skenario, sutradara, aktor pengisi suara, hingga kru teknis seperti animator dan editor akan mendapatkan peluang kerja yang lebih luas. Hal ini, menurutnya, bisa menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan industri kreatif tanah air, sekaligus menghidupkan kembali kejayaan komik Indonesia yang pernah menjadi bagian penting dalam budaya populer.
Film animasi Panji Tengkorak sendiri diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh Daryl Wilson. Dijadwalkan tayang di bioskop mulai 28 Agustus, proyek ini melibatkan tidak kurang dari 250 kreator dari berbagai bidang. Produser Panji Tengkorak, Frederica, menyebut bahwa para kreator tersebut mencakup penulis skenario, concept artist, animator, hingga editor dan sound designer yang bekerja sama untuk mewujudkan adaptasi layar lebar dari komik klasik ini.
Menurut Iwan, komik Indonesia memiliki genre dan gaya bercerita yang sangat beragam. Walaupun banyak judul yang usianya sudah puluhan tahun—bahkan lebih tua dari manga populer Jepang seperti One Piece karya Eiichiro Oda—namun cerita-cerita tersebut masih relevan dan tetap seru untuk dinikmati oleh pembaca masa kini. Panji Tengkorak, misalnya, merupakan karya Hans Jaladara yang pertama kali terbit pada 1968 dan hingga kini tetap dikenang sebagai salah satu ikon komik petualangan Indonesia. Bagi Iwan, menghidupkan kembali kisah-kisah tersebut dalam format film bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga langkah strategis untuk melestarikan warisan budaya dan menggerakkan roda industri kreatif dalam negeri.