Istana Belum Terima Laporan Resmi Terkait Korban Jiwa dalam Aksi Demonstrasi di Pati
Tanggal: 14 Agu 2025 11:33 wib.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan resmi yang menyatakan adanya kematian di kalangan masyarakat sipil akibat demonstrasi yang terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dalam penjelasannya, Prasetyo menyatakan pentingnya melakukan klarifikasi untuk menghindari informasi yang dapat menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Dalam sebuah kesempatan saat memantau persiapan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta pada hari Rabu, Prasetyo menegaskan perlunya kepastian mengenai isu kematian yang beredar. “Jika ada informasi mengenai korban jiwa, kita perlu melakukan verifikasi untuk memastikan kebenarannya,” ujar Prasetyo. Dia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih dalam proses untuk mengonfirmasi fakta-fakta mengenai kabar tersebut.
Prasetyo, yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, mereka belum mendapatkan laporan yang mengindikasikan adanya kematian dari para peserta aksi. “Informasi yang kami terima sebelumnya menunjukkan bahwa tidak ada laporan mengenai adanya warga yang meninggal dunia,” tambahnya. Dengan tegas, ia menjelaskan bahwa pemerintah masih meminta laporan dari pihak berwenang untuk memverifikasi informasi tersebut.
Unjuk rasa yang berlangsung di Kabupaten Pati pada hari Rabu itu dimulai dengan suasana yang tenang, di mana para demonstran menuntut pengunduran diri Bupati Pati, Sudewo. Namun, situasi mulai memanas dan berubah menjadi kekacauan, dengan berbagai tindakan anarkis yang terjadi seperti perusakan pagar, mobil yang dibakar, serta kerusakan pada kaca kantor bupati.
Kerusuhan diperkirakan terjadi pada sekitar pukul 11.30 WIB, dimulai dari pelemparan botol air mineral oleh demonstran yang kemudian diikuti dengan pelontaran benda-benda lain yang dapat membahayakan. Meskipun pihak kepolisian berupaya menenangkan massa, namun peningkatan ketegangan memaksa aparat untuk menggunakan gas air mata agar pengunjuk rasa membubarkan diri.
Walaupun demikian, sebagian massa tetap bertahan dan melanjutkan aksi mereka dengan melakukan perusakan terhadap bangunan milik Pemerintah Kabupaten Pati yang terletak di kompleks Pendopo Kabupaten di Jalan Tombronegoro, menyebabkan beberapa kaca jendela pecah dan kerusakan lainnya.
Di lokasi yang berbeda, sebuah mobil ditemukan dalam keadaan terbalik dan terbakar di Jalan Dokter Wahidin, menambah kondisi kacau di kawasan tersebut. Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Artanto, menegaskan bahwa berdasarkan penelusuran yang dilakukan ke beberapa rumah sakit, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam insiden tersebut. Meski tidak ada kematian, tercatat sebanyak 34 peserta aksi mengalami luka, terutama disebabkan oleh efek gas air mata, dan mereka sudah diizinkan untuk pulang. Selain itu, tujuh anggota polisi juga mengalami cedera akibat kericuhan tersebut.