Inovasi Teknologi dalam Ekonomi Kreatif: Pilar Kemajuan Peradaban Indonesia

Tanggal: 4 Agu 2025 11:37 wib.
Di tengah dinamika global yang terus berubah, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengemukakan bahwa ekonomi kreatif yang berlandaskan pada teknologi dan inovasi memiliki potensi yang signifikan dalam menjaga dan mengembangkan peradaban Indonesia. Dalam pandangannya, keberagaman dalam ekonomi kreatif bisa menjadi energi baru untuk pertumbuhan ekonomi nasional, terutama sesuai dengan visi Indonesia Emas 2045 yang digaungkan oleh Presiden Prabowo. Tujuan ini adalah menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Riefky menekankan bahwa peranan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sangat vital dalam sektor kreatif, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan yang timbul dari peradaban global modern. Ia menambahkan, ekonomi kreatif berpotensi untuk mendorong munculnya inovasi serta semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda. Dengan demikian, Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi bisa bersaing di tingkat global.

Kemenekraf memiliki tanggung jawab kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para pelaku ekonomi kreatif. Ini termasuk memberikan pelatihan, dukungan, serta perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual. Hal ini penting agar para pelaku tetap dapat mempertahankan identitas mereka di tengah krisis yang kerap terjadi akibat perubahan identitas kolektif.

Menurut Menteri Riefky, sektor ekonomi kreatif dengan 17 subsektor yang beragam mampu memberikan solusi terhadap tantangan global saat ini. Setiap subsektor memiliki kemampuan untuk mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, serta mempromosikan potensi masing-masing daerah. 

Dalam konteks pidato yang disampaikan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertema “World Disorder and The Future of Our Civilization”, peradaban menjadi titik tolak untuk berpikir ke depan. SBY membahas kondisi terkini peradaban global dan tantangan yang dihadapi di abad ke-21, termasuk perkembangan teknologi serta keterhubungan antarnegara yang semakin erat. Ia menyatakan keyakinannya bahwa keberadaan demokrasi yang sehat sangat penting untuk menegakkan prinsip keadilan.

Melihat lebih jauh, SBY mengidentifikasi empat arus besar yang memengaruhi peradaban dunia yang juga berdampak pada Indonesia: yaitu globalisasi ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi, perubahan iklim, dan pergeseran nilai serta budaya. Ia juga mengingatkan akan pentingnya kerjasama global dalam mengatasi tantangan krisis iklim, guna menghindari ketimpangan yang dapat berujung pada konflik dan kerentanan dalam struktur tata kelola dunia.

“Melalui pengembangan ekonomi inklusif, sistem perpajakan yang lebih adil, serta pendidikan dan akses digital yang merata, kita dapat menjadikan semua tantangan ini sebagai kekuatan baru dalam membangun peradaban bangsa kita. Generasi muda Indonesia kini berhadapan dengan tantangan berat, seperti informasi yang melimpah, pergeseran identitas, serta krisis makna. Oleh karena itu, pendidikan karakter, nilai-nilai spiritual, dan semangat kebangsaan harus menjadi pondasi dalam membangun peradaban yang lebih baik bagi masa depan,” ungkap SBY dengan penuh harap.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved