Infrastruktur Terus Dibangun, Tapi Macet Tak Juga Hilang!
Tanggal: 17 Mei 2025 14:48 wib.
Tampang.com | Pemerintah gencar membangun infrastruktur jalan dan transportasi publik selama satu dekade terakhir. Namun, fakta di lapangan menunjukkan kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya justru makin parah. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah proyek infrastruktur benar-benar menyentuh akar masalah?
Jalan Bertambah, Tapi Kendaraan Jauh Lebih Banyak
Data dari BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan kendaraan pribadi jauh melampaui pembangunan jalan. Di Jakarta, jumlah kendaraan naik 5–7% per tahun, sementara pertambahan jalan hanya sekitar 0,1%.
“Kalau pendekatannya hanya tambah jalan, bukan kurangi kendaraan, maka macet tak akan pernah selesai,” ujar Irwan Sibarani, pakar transportasi dari ITB.
Transportasi Publik Masih Kurang Terintegrasi
Meski ada proyek MRT, LRT, dan BRT di beberapa kota, konektivitas antar moda masih minim. Warga harus berganti-ganti kendaraan dengan waktu tunggu panjang, tarif yang belum sinkron, dan halte yang tidak ramah pejalan kaki.
“Transportasi publik kita belum jadi pilihan utama karena belum nyaman dan efisien,” kata Irwan.
Fokus Pembangunan yang Jakarta-Sentris
Pemerataan pembangunan transportasi masih menjadi tantangan. Sebagian besar proyek besar masih terkonsentrasi di Jabodetabek, sementara kota-kota lain tertinggal. Masyarakat di luar Pulau Jawa pun semakin tertinggal dari segi layanan transportasi layak.
“Kalau kita bicara nasional, pembangunan infrastruktur harus lebih adil dan inklusif,” tegas Irwan.
Solusi: Prioritaskan Transportasi Massal dan Desentralisasi Pembangunan
Para ahli menilai bahwa investasi ke depan harus lebih fokus pada transportasi massal yang terintegrasi, pemberlakuan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi, serta desentralisasi proyek infrastruktur agar tidak hanya terpusat di kota besar.
“Macet bukan hanya soal jalan, tapi soal kebijakan yang berpihak pada mobilitas berkeadilan,” tambah Irwan.
Kemacetan Bukan Takdir, Tapi Akibat Kebijakan yang Tak Berani
Selama kebijakan publik masih memanjakan kendaraan pribadi dan tidak memberi insentif besar pada transportasi umum, kemacetan akan terus jadi momok harian yang menggerus produktivitas dan kualitas hidup warga.