Infrastruktur Maju, Tapi Ketimpangan Wilayah Masih Lebar?
Tanggal: 17 Mei 2025 14:03 wib.
Tampang.com | Pembangunan infrastruktur menjadi kebanggaan pemerintahan dalam satu dekade terakhir. Jalan tol, pelabuhan, dan bandara baru bermunculan di berbagai daerah. Namun, apakah pembangunan ini benar-benar menjangkau seluruh wilayah Indonesia?
Jawa Terus Mendominasi
Mayoritas proyek besar seperti jalan tol dan kereta cepat masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal, wilayah luar Jawa seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara masih menghadapi masalah dasar seperti jalan rusak dan akses logistik yang terbatas.
“Pembangunan nasional belum inklusif. Ada bias geografis yang membuat wilayah timur semakin tertinggal,” ungkap Prof. Yusril Mahendra, pakar tata wilayah dari Universitas Hasanuddin.
Infrastruktur Tak Selalu Hadirkan Manfaat Ekonomi
Beberapa proyek besar memang berhasil dibangun, namun manfaatnya belum dirasakan luas oleh masyarakat. Bandara baru sepi, pelabuhan minim aktivitas, atau jalan tol mahal bagi rakyat kecil.
“Tanpa integrasi dengan ekonomi lokal, infrastruktur hanya jadi simbol, bukan solusi,” tegas Yusril.
Ketimpangan Akses Masih Jadi Masalah Serius
Ketika wilayah barat menikmati akses transportasi cepat dan murah, masyarakat di wilayah timur harus menghadapi harga logistik yang tinggi dan mobilitas yang terhambat. Hal ini turut memperlebar jurang ketimpangan.
“Kalau harga semen di Papua bisa 10 kali lipat dari Jawa, ini bukan hanya soal ekonomi, tapi soal keadilan pembangunan,” tambah Yusril.
Solusi: Desentralisasi Perencanaan dan Evaluasi Dampak
Pakar menyarankan agar perencanaan infrastruktur lebih berbasis kebutuhan daerah, bukan hanya ambisi nasional. Selain itu, evaluasi pasca-proyek harus dilakukan secara rutin untuk memastikan efektivitasnya.
“Jangan kejar target pembangunan fisik, tapi lupakan fungsi sosial dan ekonomi dari infrastruktur itu sendiri,” tegas Yusril.
Membangun Indonesia dari Pinggiran Bukan Slogan
Jika ingin pembangunan benar-benar merata, maka perhatian dan anggaran harus berpihak pada wilayah yang selama ini tertinggal. Tanpa itu, infrastruktur hanya akan memperkuat ketimpangan lama dalam kemasan baru.