Sumber foto: baliexpress.jawapos.com

Indonesia Terkejut dengan Keputusan Wasit dalam Kekalahan Pembukaan AFC U-23 Asian Cup

Tanggal: 17 Apr 2024 22:19 wib.
Indonesia menderita kekalahan 2-0 dari tuan rumah Qatar dalam pertandingan pembuka Piala AFC U-23 Asian Cup 2024 pada hari Senin, dan reaksi dalam beberapa saat sesudah pertandingan tersebut sangat didominasi oleh kekesalan atas keputusan wasit yang menjadi poin krusial di Stadion Jassim Bin Hamad.

Tentu saja, kekesalan itu sangat beralasan. Sebelum jeda turun minum, VAR digunakan untuk memberikan penalti kepada Qatar yang awalnya tidak dilihat oleh wasit Nasrullo Kabirov, namun kemudian berhasil dikonversi oleh Khalid Ali Sabah. Terbukti, keputusan itu benar karena Rizky Ridho, kapten Indonesia, terbukti melirik ke belakang ketika bola tinggi dilemparkan ke kotak penalti sebelum menabrak Mahdi Salem, bahkan tampaknya ada sentuhan lengan ke wajah lawan Qatar-nya.

Kebobolan di penghujung babak pertama benar-benar menjadi pukulan berat bagi Indonesia, yang sebelumnya sudah memberikan perlawanan sengit kepada lawan yang lebih mapan dan bahkan hampir membuka keunggulan beberapa saat sebelumnya ketika usaha spekulatif Rafael Struick dari luar kotak penalti menghantam tiang gawang.

Hal tersebut kemungkinan membuat pelatih Indonesia, Shin Tae-Yong, harus mengubah instruksi di saat istirahat, namun setiap instruksi yang mungkin diberikannya kepada para pemainnya segera sirna setelah babak kedua dimulai.

Ketika Saifeldeen Hassan dari Qatar terjatuh dalam sebuah situasi 50-50, dia segera merintih kesakitan setelah terlihat kalah dalam duel dengan Ivar Jenner. Setelah tampaknya hanya akan diberikan tendangan bebas, tiba-tiba Kabirov mengeluarkan kartu kuning kedua bagi Jenner—mengirim gelandang tersebut kembali ke ruang ganti lebih dari 30 detik setelah dia keluar dari ruang ganti pada babak kedua.

Reaksi Saifeldeen mengindikasikan bahwa dia terkena keras oleh Jenner, namun tayangan ulang menunjukkan bahwa kontaknya sangat minim. Paling-paling, beberapa penjepit depan Jenner hanya menyentuh bagian atas lutut Saifeldeen.

Sayangnya bagi Indonesia, VAR pada kesempatan ini tidak dapat turut campur tangan, karena kartu kuning kedua yang menyebabkan Jenner dikeluarkan bukan merupakan kartu merah langsung, dengan pengecualian atas yang pertama.

Kekalahan ini sangat mengecewakan bagi tim Indonesia dan juga para pendukungnya. Keputusan wasit yang kontroversial tersebut menjadi sorotan utama dalam pertandingan tersebut. Hal ini menunjukkan pentingnya peran teknologi VAR dalam sepakbola modern untuk menghindari keputusan wasit yang kurang adil. 

Tentu saja, keputusan hakim garis lapangan dan VAR akan terus menjadi pembahasan panas dalam persepakbolaan modern. Meskipun demikian, Indonesia harus bisa bangkit dari kekecewaan ini dan fokus untuk pertandingan berikutnya. Menariknya, kekalahan ini sebenarnya bisa menjadi pembelajaran bagi tim Indonesia untuk lebih mempersiapkan diri, tak hanya fisik namun juga mental, dalam menghadapi turnamen internasional di masa depan.

Indonesia harus bisa belajar dari kekalahan ini untuk terus berkembang, dan pemerintah serta federasi sepakbola Indonesia juga diharapkan bisa memberikan lebih banyak dukungan dan fasilitas bagi pengembangan sepakbola di Indonesia. Hal ini tentu saja akan berdampak positif pada peningkatan kualitas timnas Indonesia dan menghasilkan pemain-pemain muda yang siap bersaing di level internasional.

Dari aspek teknis, Indonesia juga perlu terus mengembangkan program pendidikan wasit dan penggunaan teknologi VAR di dalam kompetisi domestik. Hal ini akan membantu para wasit untuk lebih objektif dalam mengambil keputusan serta memberikan jaminan atas keadilan dalam pertandingan.

Maka, dari kekecewaan ini, semoga bisa mendorong perubahan positif dalam dunia sepakbola Indonesia. Semua pihak terlibat, baik dari pemerintah, federasi sepakbola, hingga penggemar sepakbola, memiliki peran penting dalam mewujudkan haltersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved