Sumber foto: google

Indonesia Lagi Mengalami Musim Kemarau, namun Suhu Udara Terasa Lebih Dingin? Penjelasan BMKG

Tanggal: 17 Jul 2024 21:23 wib.
Indonesia sedang memasuki musim kemarau, yang dikenal dengan fenomena suhu udara yang terasa dingin atau oleh orang Jawa disebut "mbedhidhing". Fenomena ini terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, meskipun tidak merata di semua daerah yang mengalami musim kemarau.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa suhu udara minimum wilayah Indonesia saat ini berkisar antara 15,2 derajat Celcius hingga 22,5 derajat Celcius. Suhu minimum terendah, yakni 15,2 derajat Celcius, tercatat di Stasiun Meteorologi Wamena Jayawijaya, Papua Pegunungan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa kondisi suhu dingin menjelang puncak musim kemarau, yang terjadi dari bulan Juli hingga September, disebabkan oleh Angin Monsun Australia yang bertiup menuju Benua Asia melalui wilayah Indonesia. Angin ini melintasi perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut relatif lebih rendah atau dingin.

Guswanto juga menjelaskan bahwa Angin Monsun Australia bersifat kering dan membawa sedikit uap air, terutama pada malam hari saat suhu mencapai titik minimumnya. Hal ini menyebabkan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia, terutama wilayah bagian Selatan Khatulistiwa, terasa lebih dingin. Masyarakat Jawa menyebutnya sebagai "mbedhidhing".

Tidak hanya itu, Guswanto juga menegaskan bahwa fenomena suhu dingin ini tidak berkaitan dengan kondisi langit tanpa awan (clear sky). Saat ini, wilayah Indonesia mengalami angin yang tenang di malam hari, yang menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

Selain itu, daerah dataran tinggi atau pegunungan juga cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah. Kondisi dingin ini merupakan fenomena umum yang sering terjadi di Indonesia saat musim kemarau.

Menurut Guswanto, dari data suhu malam hari yang tercatat pada bulan Juli hingga Agustus, suhu udara yang biasanya 21-23 derajat Celcius, kini bisa mencapai 17-19 derajat Celcius.

Selain memahami penjelasan dari BMKG, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak suhu udara dingin ini, terutama yang berada di daerah yang rentan terhadap perubahan suhu. Suhu udara yang terlalu dingin dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, terutama bagi yang lebih rentan terhadap gangguan pernapasan dan alergi.

Sebagai langkah preventif, masyarakat dapat melakukan berbagai cara untuk menjaga kesehatan di tengah suhu udara yang dingin, seperti mengenakan pakaian yang tepat, menjaga asupan nutrisi, dan tidak lupa untuk melakukan olahraga ringan agar tetap menjaga kebugaran tubuh.

Suhu udara dingin selama musim kemarau memang menjadi fenomena yang kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman tentang penyebab dan dampaknya akan sangat membantu masyarakat untuk siap menghadapi perubahan cuaca yang terjadi. Dengan begitu, diharapkan masyarakat dapat tetap menjaga kesehatan dan kesejahteraan di tengah fenomena alam yang tak terduga.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved