Indonesia dan AS Jajaki Kerja Sama Ekonomi Melalui Negosiasi Tarif Yang Dipimpin Oleh Presiden AS, Donald Trump
Tanggal: 21 Apr 2025 08:33 wib.
Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menunjukkan respon yang positif terhadap tawaran kerja sama yang diajukan oleh Indonesia, dalam konteks negosiasi tarif yang dipimpin oleh Presiden AS, Donald Trump. Momen penting ini terjadi saat delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, melakukan kunjungan resmi di Washington DC pada tanggal 17 April 2025.
Dalam pertemuan tersebut, yang berlangsung hangat, Airlangga Hartarto bertemu langsung dengan Duta Besar Jamieson Greer dari USTR. Di sinilah Airlangga menyampaikan tawaran dan permintaan dari Indonesia sebagai respons terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh AS. Salah satu fokus utama Indonesia adalah untuk menyeimbangkan defisit perdagangan yang terjadi antara kedua negara.
Airlangga mengemukakan rencana Indonesia untuk meningkatkan impor dari AS, termasuk komoditas energi seperti minyak dan gas serta produk pertanian seperti kedelai dan gandum. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi defisit yang selama ini membebani hubungan dagang antara Indonesia dan AS. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mengoptimalkan kerja sama di bidang mineral kritis dan menarik investasi strategis melalui skema business to business (B to B).
Di sisi lain, Airlangga meminta penurunan tarif ekspor bagi Indonesia ke AS, khususnya untuk 20 produk utama yang menjadi andalan negara. Dalam konteks persaingan, Indonesia merasa tarif yang dikenakan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara pesaing lainnya yang memproduksi barang serupa, sehingga memerlukan perhatian lebih dari pihak AS.
Duta Besar Jamieson Greer menyampaikan penghargaan atas tawaran yang disampaikan oleh Indonesia. Menurut Greer, ada potensi yang sangat besar untuk AS dan Indonesia untuk saling bekerja sama, terutama di tengah fokus AS untuk memperluas pasar dan memperkuat perekonomian domestik. Ia menegaskan pentingnya melanjutkan dialog untuk pembahasan teknis antara tim teknis Indonesia dan USTR.
Greer menugaskan Assistant USTR for Southeast Asia and the Pacific, Sarah Ellerman, untuk mengkoordinasikan pembahasan teknis selanjutnya. Ellerman segera mengundang tim teknis dari Indonesia untuk membahas format, mekanisme, dan jadwal negosiasi yang akan dilaksanakan. Kesepakatan antara kedua pihak adalah untuk melakukan pembahasan dalam waktu intensif dengan target mencapai penyelesaian negosiasi dan kerja sama bilateral dalam kurun waktu 60 hari ke depan.
Di dalam forum ini, Airlangga juga menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS. Dia mencatat kedua negara adalah di antara tiga negara demokrasi terbesar di dunia, dan mengatakan bahwa kerja sama yang diharapkan adalah untuk menciptakan perdagangan yang adil dan seimbang. Dengan sinergi yang baik, tidak diragukan lagi bahwa Indonesia dan AS dapat mencapai kemajuan signifikan dalam hubungan dagang mereka ke depan.