IHSG Melemah di Awal Sesi, Rupiah Justru Menguat
Tanggal: 27 Mar 2025 12:43 wib.
Tampang.com | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/3/2025). Pada pukul 09.02 WIB, IHSG berada di level 6.444,35, turun 28 poin atau 0,43 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di 6.462,59.
Dari total saham yang diperdagangkan, 165 saham berada di zona hijau, 168 saham di zona merah, dan 166 saham stagnan. Volume transaksi tercatat mencapai 532,23 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 561,37 miliar.
Dampak Kebijakan Trump terhadap Pasar Saham
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyebut bahwa meskipun IHSG sempat mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif impor otomotif sebesar 25 persen menjadi sentimen negatif bagi pasar.
“Kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support di level 6.380 dan resistance di 6.650,” jelasnya.
Kebijakan tarif ini memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang antara AS dan negara mitra dagang utamanya seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa, yang berpotensi menekan pasar global.
Pergerakan Bursa Asia
Sementara itu, pergerakan bursa Asia menunjukkan tren beragam:
Strait Times naik 0,41 persen ke level 3.980,04
Shanghai Composite naik 0,07 persen ke level 3.371,12
Hang Seng naik 0,47 persen ke level 23.593,00
Nikkei 225 turun 1,19 persen ke level 37.574,00
Rupiah Menguat terhadap Dolar AS
Di sisi lain, nilai tukar rupiah justru mengalami penguatan. Berdasarkan data Bloomberg, pukul 09.35 WIB, rupiah berada di level Rp 16.567 per dolar AS, menguat 0,13 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.587,5 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa meskipun sentimen kebijakan tarif AS masih menjadi tekanan bagi aset berisiko, rebound IHSG yang dianggap sudah undervalued turut membantu menahan pelemahan rupiah.
“Potensi pelemahan rupiah masih ada hingga Rp 16.600, tetapi penguatan bisa terjadi ke Rp 16.500,” jelasnya.
Kesimpulan
Kebijakan tarif impor AS menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan IHSG dan rupiah hari ini. Investor masih mencermati dinamika global, sementara penguatan rupiah menunjukkan adanya dorongan dari rebound IHSG yang dinilai undervalued.