Ibu Peluk Anaknya di Penjara karena Tolak Pabrik Sawit, Yenny Wahid Sindir Menkominfo
Tanggal: 12 Sep 2024 13:30 wib.
Yenny Wahid, putri dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, atau yang akrab disapa Gus Dur, menyampaikan pesan berbobot kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi melalui akun Instagramnya @yennywahid. Yenny menyoroti kasus seorang ibu bernama Tina Rambe yang secara viral memeluk anaknya di balik jeruji besi karena menolak adanya pabrik kelapa sawit di Labuhan Batu, Sumatera Utara.
Dalam pernyataannya, Yenny mengungkapkan kekecewaannya terhadap fokus pada isu yang dianggapnya kurang berkontribusi besar dibandingkan dengan perjuangan seorang ibu. Ia menulis, "Pak Menkominfo (@kemenkominfo @budiariesetiadi) daripada sibuk ngurusin satu ibu hamil yang sudah punya banyak privilege, tolong dong tengok dan perjuangkan ibu-ibu lain seperti Ibu Tina yang masih berjuang untuk bisa memeluk anaknya."
Yenny menjelaskan bahwa beberapa hari terakhir publik banyak memperhatikan kisah seorang ibu bernama Tina Rambe yang berjuang untuk memeluk anaknya di balik jeruji besi. Dalam kondisi tertangkap dengan tangan diborgol, Tina berupaya untuk mendekap sang anak saat hendak menjalani persidangan.
Ia menambahkan, "Berdasarkan info yang saya baca, ia ditahan karena berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas keamanan saat demo menentang operasional pabrik kelapa sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut)." Yenny menegaskan bahwa Tina hanyalah seorang perempuan lemah yang berusaha menyuarakan aspirasinya di negara demokrasi yang bernama Indonesia. Ia menilai bahwa Tina berhak untuk memeluk anaknya dan berhak mendapatkan empati serta dukungan dari seluruh masyarakat.
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan dugaan penerimaan gratifikasi oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang naik pesawat jet pribadi dan menimbulkan kontroversi. Kontroversi tersebut semakin menjadi bahan perbincangan ketika Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memberikan klarifikasi terkait kasus Kaesang.
Dalam klarifikasinya, Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa tidak ada gratifikasi yang diterima oleh Kaesang dalam perjalanan naik pesawat jet pribadi tersebut. Budi Arie Setiadi menjelaskan, "Nggak ada (gratifikasi), dia kan pribadi. Nah, itu dari temannya." Menurut Budi, penggunaan pesawat jet pribadi tersebut merupakan pinjaman dari teman Kaesang, bukan suatu tindakan gratifikasi.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa istri Kaesang, Erina Gudono, dalam keadaan hamil delapan bulan, sehingga tidak diperkenankan menggunakan angkutan umum. Budi menjelaskan, "Pokoknya sudahlah. Satu, istrinya Mas Kaesang itu kan hamil sudah 8 bulan. Kan nggak boleh naik angkutan umum, pesawat umum mana boleh?" Dari situ, Budi menegaskan bahwa teman Kaesang meminjamkan jet pribadi untuk Kaesang dan Erina sebagai bentuk dukungan persahabatan, bukan sebagai tindakan gratifikasi.
Dari kedua kasus tersebut, Yenny secara implisit menyindir bahwa perhatian yang diberikan pada kasus Kaesang Pangarep oleh Menkominfo terkesan lebih besar dibandingkan dengan perjuangan seorang ibu yang ingin memeluk anaknya. Yenny membangkitkan kesadaran akan pentingnya solidaritas dan empati terhadap perjuangan individu-individu seperti Ibu Tina yang berjuang menjaga hak-hak mereka dalam demokrasi Indonesia.
Kisah ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi para pihak terkait, termasuk pemerintah dan masyarakat, untuk memberikan perhatian yang setara terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat. Solidaritas dan dukungan tidak sepatutnya didasarkan pada priviledge atau kedekatan dengan elit, melainkan pada hak asasi dan kesetaraan setiap individu dalam masyarakat.