Sumber foto: google

Ibu di Jagakarsa Banting Anak Kandung hingga Tewas

Tanggal: 7 Agu 2024 09:07 wib.
Seorang ibu rumah tangga, TY (35 tahun) di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel), melakukan tindakan yang sangat tragis dengan membanting anak kandungnya yang berjenis kelamin perempuan, AK yang baru berusia 1,5 tahun. Tindakan tersebut mengakibatkan kematian anak perempuan tersebut.

Menurut Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, peristiwa tragis itu terjadi pada 4 Agustus 2024, sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu, korban dan ibunya sedang duduk di teras rumah mereka. Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba ibu tersebut membanting anaknya ke lantai teras yang terbuat dari keramik.

Dampak dari tindakan tersebut sangat tragis, korban pun meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di rumah sakit. Pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini, sementara para saksi dan terduga pelaku sedang diperiksa.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga, terutama yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya, menjadi perhatian serius dalam masyarakat. Kondisi ini menuntut pendekatan yang lebih luas dan holistik untuk mencegah terulangnya kekerasan serupa di masa depan.

Kasus ini mencerminkan masalah-masalah yang mungkin dihadapi oleh banyak keluarga di Indonesia. Masalah stres, tekanan ekonomi, gangguan mental, atau kekerasan dalam rumah tangga bisa menjadi pemicu tindakan kekerasan yang tragis seperti yang terjadi pada kasus ini. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat pendekatan preventif dan intervensi dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga, terutama dengan memberikan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan dukungan sosial bagi orang tua.

Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia masih cukup tinggi. Banyak kasus dilaporkan setiap tahun, namun masih banyak yang tidak terungkap karena adanya faktor-faktor seperti penutupan dari keluarga, kurangnya dukungan masyarakat, dan stigma terkait pengaduan kekerasan dalam rumah tangga.

Kasus ini juga mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan pentingnya peran lembaga perlindungan anak dan perempuan dalam mencegah tindakan kekerasan. Peningkatan kesadaran dan dukungan dari masyarakat, termasuk pendidikan dan pelatihan tentang kekerasan dalam rumah tangga, dapat membantu mengurangi insiden-insiden tragis yang melibatkan kekerasan dalam rumah tangga.

Para pihak terkait, termasuk lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan, perlu bekerja sama dalam memperkuat sistem pendidikan, advokasi, dan bantuan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan juga penting untuk memberikan sinyal jelas bahwa tindakan kekerasan tidak dapat diterima dalam masyarakat.

Peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental juga menjadi salah satu kunci dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Pendidikan dan akses terhadap layanan kesehatan mental perlu ditingkatkan, sehingga orang tua yang mengalami tekanan atau masalah emosional dapat mendapatkan bantuan yang tepat sebelum tindakan kekerasan terjadi.

Kejadian yang menimpa anak perempuan tersebut seharusnya menjadi momentum untuk mendorong tindakan konkret dalam mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sangat dibutuhkan untuk menjaga keamanan dan perlindungan bagi anak-anak dan perempuan, sebagai bagian yang sangat rentan dalam situasi kekerasan dalam rumah tangga.

Kasus ini juga menjadi santunan bagi masyarakat untuk tidak mengabaikan tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga di sekitar mereka. Edukasi dan sosialisasi terkait persoalan kekerasan dalam rumah tangga menjadi hal yang sangat penting agar masyarakat dapat lebih peka terhadap kasus-kasus kekerasan dan dapat memberikan bantuan yang tepat waktu.

Kemajuan dalam pencegahan kekerasan dalam rumah tangga memerlukan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya sebagai pihak yang memberikan bantuan setelah terjadinya kekerasan, tetapi juga sebagai agen-agen perubahan yang dapat membangun lingkungan yang lebih aman dan berdaya bagi keluarga dan anak-anak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved