Hashim Djojohadikusumo Mengungkapkan Ambisi Toyota, Untuk Menjadikan Indonesia Sebagai Pusat Produksi Mobil Bagi Negara-Negara Berkembang
Tanggal: 23 Feb 2025 21:51 wib.
Tampang.com | Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Hashim Djojohadikusumo, baru-baru ini mengungkapkan ambisi perusahaan otomotif terkenal, Toyota, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil bagi negara-negara berkembang, yang sering dikenal sebagai "Global South". Pernyataan ini muncul setelah gelaran pertemuan intensif dengan para pejabat Toyota Indonesia di acara Indonesia Economic Summit (IES) 2025 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 18 Februari 2025.
Dalam konfirmasi yang diterima oleh Kompas.com, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengakui ada pertemuan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan formal mengenai langkah menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur atau menambah kapasitas produksi. "Belum ada keputusan tentang itu, termasuk peningkatan kapasitas produksi. Namun, kami melihat ini sebagai peluang di masa depan," papar Bob saat dihubungi pada 22 Februari 2025.
Pertemuan ini juga berkaitan dengan upaya Toyota dalam mencapai netralitas karbon melalui acara Carbon Neutral (CN) yang telah direncanakan, yang menunjukkan komitmen Toyota terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan. Dalam konteks ini, Hashim Djojohadikusumo, yang juga merupakan adik dari Presiden RI Prabowo Subianto, memainkan peran penting sebagai utusan khusus untuk Konferensi Perubahan Iklim COP 2030. Bob menekankan bahwa mereka melaporkan langkah-langkah yang telah diambil dalam mencapai tujuan tersebut kepada Kementerian Perindustrian, Kementerian Perekonomian, serta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Acara CN sendiri bertujuan mengenalkan beragam teknologi ramah lingkungan yang diterapkan oleh Toyota, dalam sebuah konsep yang dikenal dengan multi-pathway. Pada acara tersebut, Toyota juga menyelenggarakan diskusi dengan beragam pemangku kepentingan dan akademisi terkait upaya perlindungan lingkungan.
Dalam konteks lebih luas, ambisi Toyota Indonesia untuk menjadi pusat produksi di kawasan "Global South" tidak lepas dari prestasi mereka dalam bidang ekspor. Sejak tahun 1987, Toyota telah memulai aktivitas ekspor kendaraan, dengan pengiriman pertama mereka Toyota Kijang generasi ketiga ke Brunei Darussalam. Hingga kini, Toyota telah mengekspor kendaraan ke 80 negara, termasuk di antaranya Meksiko, sebuah pencapaian yang cukup mengesankan.
Laporan Hashim Djojohadikusumo menambahkan, "Bisa dibayangkan betapa luasnya jaringan ekspor Toyota Indonesia. Mereka tidak hanya berkutat di wilayah Asia Tenggara tetapi juga menjangkau Meksiko, di mana mereka ingin memperluas kerjasama." Tentu hal ini membuka peluang besar bagi Toyota untuk lebih aktif dalam rangka memperkuat hubungan perdagangan internasional.
Dia juga menyatakan kebutuhan akan perjanjian perdagangan bebas dengan Meksiko untuk meningkatkan kerjasama. "Apa yang mereka perlukan? Mereka memerlukan perjanjian perdagangan bebas dengan Meksiko. Di sanalah saya bisa berkontribusi untuk membantu perusahaan-perusahaan yang memerlukan perjanjian semacam itu dengan negara lain," ungkap Hashim.
Dengan demikian, visi Toyota untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi bagi negara-negara Global South tidak hanya menjadi impian belaka, tetapi juga dirangkai dalam strategi besar yang melibatkan kerja sama internasional dan pengembangan produk yang berkelanjutan.