Sumber foto: Canva

Harga Emas Bisa Naik Tiap Tahun?

Tanggal: 14 Jul 2025 17:18 wib.
Emas, logam mulia yang berkilau ini, sudah lama jadi primadona investasi. Banyak yang bilang harganya selalu naik, tahun demi tahun. Kalau memang begitu, kenapa tidak semua orang berbondong-bondong investasi emas saja, kan? Realitanya, meski emas sering jadi pilihan aman saat ekonomi gonjang-ganjing, kenaikan harganya tidak selalu mulus atau pasti tiap tahun. Ada banyak faktor yang ikut campur, bikin pergerakannya lumayan rumit, kadang naik drastis, kadang stagnan, bahkan bisa saja turun sebentar.

Emas sebagai Pelindung Nilai di Tengah Ketidakpastian

Salah satu daya tarik utama emas adalah reputasinya sebagai aset safe haven atau pelindung nilai. Saat ekonomi global kurang stabil, inflasi tinggi, atau ada konflik geopolitik, banyak investor lari ke emas. Kenapa begitu? Karena emas itu dianggap punya nilai intrinsik yang stabil, tidak seperti mata uang yang bisa tergerus inflasi atau saham yang naik turun mengikuti kinerja perusahaan. Di saat-saat genting, orang-orang merasa lebih aman menyimpan kekayaan dalam bentuk emas. Permintaan yang melonjak inilah yang sering mendorong harganya naik. Jadi, ketika dunia lagi tidak tenang, kemungkinan harga emas naik itu besar.

Peran Inflasi dan Nilai Tukar Mata Uang

Inflasi adalah musuh bebuyutan uang tunai. Ketika harga barang dan jasa terus naik, daya beli uang kita jadi berkurang. Emas, di sisi lain, seringkali jadi penangkal inflasi. Kalau inflasi tinggi, harga-harga naik, otomatis nilai emas dalam mata uang yang terdepresiasi juga cenderung naik. Logikanya, kalau dulu sekian gram emas bisa beli sekian banyak barang, sekarang pun nilai sekian gram emas itu diharapkan tetap bisa beli sekian banyak barang yang sama, meski dalam nominal uang yang lebih tinggi.

Selain inflasi, nilai tukar dolar Amerika Serikat juga sangat memengaruhi harga emas. Emas diperdagangkan dalam dolar AS secara global. Jadi, kalau dolar AS melemah, emas jadi lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain. Ini bisa memicu peningkatan permintaan dan mendorong harga emas naik dalam mata uang lokal. Sebaliknya, dolar yang menguat bisa membuat harga emas terlihat lebih mahal, mengurangi permintaan, dan berpotensi menekan harga.

Kebijakan Bank Sentral dan Suku Bunga

Pergerakan harga emas juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, terutama Federal Reserve AS (The Fed). Ketika The Fed menaikkan suku bunga, investasi pada aset berpendapatan tetap seperti obligasi menjadi lebih menarik karena imbal hasilnya ikut naik. Ini bisa membuat investor memindahkan dana dari emas (yang tidak menghasilkan bunga) ke aset lain, menekan harga emas. Sebaliknya, saat suku bunga rendah atau ada sinyal penurunan suku bunga, emas menjadi lebih menarik karena biaya peluang menyimpannya jadi lebih kecil, mendorong harganya naik.

Bank sentral di berbagai negara juga aktif menjadi pembeli atau penjual emas, sebagai bagian dari cadangan devisa mereka. Pembelian besar-besaran oleh bank sentral bisa jadi sinyal positif yang mendorong harga emas, sementara penjualan besar bisa memberi tekanan. Pergerakan ini menunjukkan bahwa keputusan kebijakan moneter global punya dampak langsung pada pasar emas.

Penawaran dan Permintaan Global

Layaknya komoditas lain, prinsip penawaran dan permintaan juga berlaku untuk emas. Permintaan emas tidak hanya datang dari investor. Industri perhiasan, yang merupakan konsumen terbesar emas fisik, juga punya pengaruh besar. Selain itu, permintaan dari industri teknologi (misalnya untuk komponen elektronik) juga berperan, meski porsinya lebih kecil.

Di sisi penawaran, produksi emas dari tambang punya batas. Penemuan tambang baru atau peningkatan kapasitas produksi bisa menambah pasokan, tapi ini butuh waktu dan investasi besar. Emas yang didaur ulang juga menyumbang pasokan, terutama saat harga tinggi. Keseimbangan antara berapa banyak emas yang digali dan seberapa besar permintaan dari berbagai sektor inilah yang menentukan harga di pasar.

Jadi, Apakah Pasti Naik Tiap Tahun?

Dengan semua faktor di atas, bisa kita simpulkan bahwa harga emas tidak selalu pasti naik tiap tahun. Ada periode di mana harganya stagnan atau bahkan turun, terutama saat ekonomi global stabil, inflasi terkontrol, dan suku bunga tinggi. Namun, jika dilihat dari tren jangka panjang, emas memang menunjukkan kecenderungan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilainya, terutama sebagai perlindungan terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Fluktuasi jangka pendek adalah hal biasa.

Bagi investor, memahami berbagai faktor ini lebih penting daripada sekadar berharap kenaikan pasti setiap tahun. Emas lebih sering berperan sebagai diversifikasi portofolio dan pelindung kekayaan daripada sebagai aset pertumbuhan agresif. Jadi, menyimpan emas bisa jadi strategi cerdas untuk menjaga nilai harta di tengah ketidakpastian ekonomi, tapi bukan jaminan keuntungan instan atau konsisten setiap 12 bulan sekali.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved