Harga Elpiji 3 Kg Diam-Diam Naik, Rakyat Kaget! Transparansi Pemerintah Dipertanyakan
Tanggal: 14 Mei 2025 18:38 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa pekan terakhir, warga di berbagai daerah mengeluhkan lonjakan harga elpiji 3 kilogram (subsidi) di tingkat pengecer. Anehnya, tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah atau Pertamina terkait kenaikan harga ini. Banyak warga merasa tertipu dan kecewa karena merasa pemerintah diam-diam mengurangi subsidi tanpa sosialisasi.
Harga Melambung, Informasi Minim
Di sejumlah daerah, harga elpiji melon hijau itu tembus Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per tabung, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan. Namun, ketika warga mencoba mencari informasi resmi, tak ada kejelasan apakah ini bagian dari kebijakan baru atau kelangkaan distribusi.
“Biasanya Rp 18 ribu, sekarang hampir Rp 30 ribu. Tapi nggak ada pengumuman apa-apa. Kami bingung,” ujar Suryani, warga Banyuwangi.
Dampak Langsung bagi Ekonomi Rakyat Kecil
Elpiji 3 kg merupakan kebutuhan pokok bagi mayoritas rumah tangga menengah ke bawah. Kenaikan harga tanpa kejelasan membuat para pedagang kecil, penjual makanan, dan rumah tangga miskin paling terdampak.
“Kalau elpiji naik segini, ya harga dagangan ikut naik. Tapi nanti malah pelanggan kabur,” kata Yono, penjual nasi goreng keliling.
Minim Transparansi dan Sosialisasi
Pengamat energi menilai pemerintah gagal dalam menyampaikan informasi secara transparan kepada publik. Padahal, kebijakan yang menyentuh kebutuhan pokok seharusnya disampaikan secara terbuka dan melibatkan partisipasi publik.
“Ini bukan sekadar soal harga naik, tapi kepercayaan publik yang dipertaruhkan. Pemerintah seolah bermain di balik layar,” ujar Dini Sari, analis kebijakan energi dari IDE Institute.
Solusi: Evaluasi Distribusi dan Komunikasi Publik
Pemerintah diminta untuk segera mengklarifikasi status harga LPG 3 kg dan mengevaluasi rantai distribusi yang rawan penyimpangan. Jika memang ada kebijakan baru, maka harus disampaikan terbuka, lengkap dengan skema kompensasi bagi warga terdampak.