Sumber foto: website

Gunung Marapi Erupsi, Dentuman hingga Getaran Dirasakan Warga

Tanggal: 21 Agu 2024 16:37 wib.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar kembali mengalami letusan siang ini dengan menghasilkan dentuman keras dan melontarkan abu vulkanik. Meskipun ketinggian letusan tidak teramati dari puncak, kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan warga sekitar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengamat Gunung Api di Bukittinggi, letusan terjadi sekitar pukul 12.40 WIB, namun tinggi kolom abu vulkanik tidak dapat diamati karena tertutup awan. Dalam keterangan yang diunggah melalui media sosial pada hari Rabu (21/8/2024), diketahui bahwa letusan terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi lebih dari 48 detik.

Reaksi warga di sekitar kaki Gunung Marapi pun bermacam-macam. Beberapa di antaranya merasakan suara dentuman keras, namun sebagian lain mengaku tidak dapat mendengar suara tersebut akibat tertutup awan. Salah seorang warga bernama Anto mengungkapkan, "Kami merasakan dentuman dan getaran di beberapa titik." Sementara itu, Nagari Bukik Batabuah Firdaus Putra Tunggal menyampaikan bahwa gunung terlihat ditutupi oleh kabut, dan suara dentuman serta getaran bisa dirasakan hingga jarak 8,5 kilometer dari kawah verbek. "Kami sempat merekam video dari halaman kantor wali nagari Bukik Batabuah," tambahnya.

Letusan Gunung Marapi tentu menjadi perhatian utama bagi masyarakat sekitar. Ancaman abu vulkanik dan dampak letusan menimbulkan kekhawatiran yang perlu diwaspadai oleh otoritas terkait. Di samping itu, informasi terkait aktivitas gunung secara rutin perlu disampaikan kepada publik, agar warga dapat menjaga keselamatan mereka dan siap menghadapi situasi darurat akibat letusan gunung.

Dampak letusan Gunung Marapi pada kesehatan juga perlu diperhatikan. Abu vulkanik dapat berdampak negatif pada pernapasan manusia dan hewan, serta dapat menyebabkan gangguan pada mata. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan informasi dan rekomendasi terkait langkah-langkah pengamanan saat terjadi letusan gunung, termasuk penutupan sementara akses ke area terdampak.

Dalam konteks ini, penting untuk memastikan bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi telah memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara menghadapi bencana letusan gunung. Penyuluhan dan simulasi bencana perlu diprioritaskan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana alam ini.

Pihak terkait, baik pemerintah maupun lembaga kemanusiaan, juga perlu bersiap untuk memberikan bantuan dan perlindungan bagi warga yang terdampak langsung oleh letusan gunung. Rencana evakuasi dan penanganan korban perlu diantisipasi dengan matang agar dapat berjalan dengan lancar dan efektif saat diperlukan.

Selain itu, keberadaan alat pendeteksi dini letusan gunung, seperti seismograf dan sistem pemantauan visual, juga menjadi hal yang sangat diperlukan. Sistem ini dapat membantu dalam memprediksi aktivitas gunung dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat sekitar, sehingga mereka memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi dan mengamankan diri.

Kerjasama antara lembaga penelitian, otoritas lokal, dan pihak terkait lainnya dalam pengembangan sistem peringatan dini dan penanganan bencana letusan gunung perlu ditingkatkan. Dukungan dalam hal sumber daya manusia, teknologi, dan anggaran diperlukan untuk memastikan bahwa sistem peringatan dini dapat beroperasi dengan baik dan efektif.

Seluruh upaya ini harus dijalankan secara terus-menerus dan berkelanjutan, karena letusan gunung bukanlah kejadian yang dapat diprediksi dengan pasti. Masyarakat dan pihak terkait perlu tetap waspada dan siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan dampak dari aktivitas gunung yang tidak terduga.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved