Gubernur Jakarta Pramono Segera Realisasikan Jakarta Fund, Jadi Saingan Berat Danantara?
Tanggal: 27 Mei 2025 11:38 wib.
Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Pramono Anung, kini tengah menyiapkan langkah kongkret untuk merealisasikan program ambisius yang dikenal dengan nama Jakarta Fund. Minggu ini, Pramono direncanakan akan mengadakan pertemuan penting dengan Ridha D.M. Wirakusumah, CEO Indonesia Investment Authority (INA), untuk membahas secara mendalam inisiatif ini. Dalam pernyataannya saat bertemu di Cakung, Jakarta Timur, pada Selasa (27/5/2025), Pramono menjelaskan, “Besok, saya akan bertemu dan berdiskusi secara detail dengan Pak Ridha. Beliau adalah CEO INA Funding saat ini.”
Pramono dengan tegas menyatakan bahwa Jakarta Fund merupakan program jangka panjang yang dirancang untuk memperkuat pendapatan daerah Ibu Kota, sehingga program ini tidak masuk dalam kategori program 100 hari kerjanya. Ia mengingatkan bahwa Jakarta tidak bisa hanya bergantung pada pajak, distribusi, atau restribusi saja untuk mendapatkan pendapatan. “Kita perlu sumber pendapatan baru yang lebih berkelanjutan,” terangnya.
Lebih lanjut, Pramono menegaskan bahwa begitu Jakarta Fund diresmikan, ia akan memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai program tersebut. Dia juga mengungkapkan rasa terkejutnya atas kesiapan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam memberikan pandangannya terkait Jakarta Fund.
Dalam pandangannya, Jakarta Fund adalah inovasi yang telah lama dinantikan. Sebelum dilantik, Pramono sudah membicarakan ide pengembangan Jakarta Fund yang akan dikelola oleh para profesional di bidangnya, dengan tujuan mendukung pembangunan ekonomi Jakarta yang lebih tahan banting. Dia menyatakan keyakinannya mengenai potensi Jakarta Fund sebagai salah satu sumber pendapatan baru bagi Ibu Kota.
Mengenai modal awalnya, Jakarta Fund akan dimulai dengan dana sebesar Rp3 triliun yang diambil dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) APBD DKI Jakarta. Dia optimis bahwa dana ini akan dikelola secara baik dan profesional, tanpa ada campur tangan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Anggaran sisa yang kita miliki adalah sekitar Rp5 hingga Rp6 triliun. Saya tidak perlu banyak-banyak, hanya mengambil Rp3 triliun sebagai modal dasar Jakarta Fund, dan saya yakin ini akan menciptakan sumber pendapatan baru untuk Jakarta,” ungkapnya.
Pramono yakin bahwa potensi Jakarta Fund sangat besar, mengingat APBD Jakarta yang mencapai Rp91 triliun. Ia menyakini bahwa difasilitasi dengan manajemen yang baik, pertumbuhan ekonomi Jakarta dapat ditingkatkan. Terlebih, ia mengungkapkan perannya yang aktif dalam proses paperwork INA, berupaya memastikan keterlibatan Jakarta dalam kerjasama investasi yang lebih luas.
Dia juga berharap Jakarta Fund bisa bersaing dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), yang selama ini menjadi salah satu pilar penting dalam investasi negara. Harapannya, Jakarta Fund dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Ibu Kota.