Giant Sea Wall Jakarta Butuh Dana Rp 123 Triliun, AHY Klaim Ada Investor Berminat

Tanggal: 13 Jun 2025 11:28 wib.
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono baru-baru ini mengungkap bahwa terdapat investor yang menunjukkan minat untuk terlibat dalam proyek ambisius bernama Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa. Namun, AHY menekankan bahwa pemerintah saat ini masih mempelajari tawaran tersebut dan membuka kesempatan bagi semua pihak yang ingin berkontribusi. 

Pada konferensi pers yang diadakan dalam rangka International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center pada tanggal 11 Juni 2025, AHY mengatakan, “Kami tidak ingin terburu-buru membuat keputusan, terutama untuk sebuah proyek yang sangat besar seperti ini.” Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam menentukan langkah selanjutnya, mengingat kompleksitas dan ukuran dari proyek yang direncanakan.

Proyek Giant Sea Wall sendiri diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 123 triliun, jumlah dana yang cukup besar dan hanya mencakup pembangunan tanggul laut di wilayah Jakarta sepanjang kurang lebih 41 kilometer. Tanggul ini direncanakan berada di pantai utara Jawa dan berfungsi untuk melindungi masyarakat pesisir dari ancaman tenggelam akibat penurunan muka tanah yang kian parah serta kenaikan permukaan air laut yang semakin mengkhawatirkan.

Namun, AHY menunjukkan bahwa pembangunan tanggul laut saja tidak cukup untuk menjamin keselamatan masyarakat pesisir. “Pemerintah harus menyelesaikan permasalahan dari hulu sampai hilir,” tegas AHY. Dia menjelaskan bahwa diperlukan infrastruktur dasar tambahan untuk meningkatkan kapasitas penampungan air hujan, mencakup normalisasi sungai, pembenahan polder, dan pembangunan embung yang akan mencegah terjadinya banjir akibat kiriman dari daerah hulu.

Sebelumnya, dalam pembahasan proyek ini, AHY menjelaskan bahwa Giant Sea Wall merupakan salah satu proyek prioritas yang ditawarkan dalam acara ICI 2025. Menurutnya, proyek ini memerlukan waktu yang lama untuk realisasi, bukan hanya dalam periode satu atau dua tahun ke depan. “Oleh karena itu, pendanaan yang kredibel, berarti, dan berkelanjutan sangatlah penting,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan sinyal positif bagi para investor yang berminat terlibat, namun di sisi lain, pemerintah juga harus berhati-hati agar proyek ini tidak terhenti di tengah jalan. 

Dengan adanya inisiatif yang matang dan kerjasama antara berbagai pihak, diharapkan proyek ini bisa terwujud demi perlindungan masyarakat pesisir dan kelestarian wilayah Jakarta yang rentan terhadap perubahan iklim.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved