Geopark Toba Mau Dicabut UNESCO, Bank Indonesia dan Gubernur Bobby Angkat Bicara

Tanggal: 27 Mei 2025 11:01 wib.
Tampang.com | Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, berkomitmen untuk menyiapkan strategi guna mendapatkan hasil yang terbaik dalam proses revalidasi status Geopark Kaldera Toba yang dijadwalkan berlangsung pada Juni 2025. Dalam keterangannya, Bobby berharap kawasan tersebut dapat kembali mendapatkan kartu hijau sebagai simbol pengakuan dari UNESCO. “Mudah-mudahan (mendapat kartu hijau),” ungkapnya usai peluncuran program Fast Track Youngpreneur 2025 di kantor gubernur pada hari Senin.

Bobby menjelaskan bahwa dua tahun lalu, yaitu pada 4-5 September 2023, kawasan Geopark Kaldera Toba mendapatkan kartu kuning dari UNESCO. Penurunan status ini menunjukkan bahwa pihak pengelola Geopark perlu melakukan perbaikan signifikan. "Kami sudah memulai sejumlah langkah, serta berkomunikasi dengan beberapa perusahaan yang memberikan CSR," tegasnya. 

Gubernur juga menyatakan bahwa persiapan untuk revalidasi tidak hanya mencakup geopark saja, tetapi juga melibatkan semua geosite di Kaldera Toba. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan kabupaten dan kota yang ada di wilayah Sumatera Utara dalam proses ini.

Badan Pengurus Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCUGGp) juga tidak tinggal diam dalam menanggapi instruksi gubernur. Mereka siap melakukan gerak cepat untuk memastikan bahwa kawasan Danau Toba bisa mendapatkan kembali kartu hijau menjelang revalidasi oleh tim assessor UNESCO. General Manager TCUGGp, Azizul Kholis, menuturkan bahwa mereka melakukan peninjauan langsung ke 16 geosite yang tersebar di tujuh kabupaten di wilayah Danau Toba.

Geosite tersebut merupakan objek warisan geologi dengan karakteristik unik yang berfungsi tidak hanya sebagai daya tarik wisata, tetapi juga sebagai sumber edukasi bagi pengunjung. Dalam rangka meningkatkan upaya tersebut, tim telah melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi tersebut untuk memastikan bahwa semua bagian dari geopark sesuai dengan standar yang ditentukan.

Menariknya, dalam sidang UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023, tidak hanya Geopark Kaldera Toba yang menerima kartu kuning; beberapa taman bumi lainnya seperti Gua Zhijindong di Tiongkok, Taman Nasional Regional Luberon di Prancis, serta Madonie di Italia juga mengalami nasib serupa. Kartu kuning ini menjadi bentuk peringatan bahwa kawasan-kawasan tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan oleh UNESCO.

Sementara itu, Bank Indonesia perwakilan Sumatera Utara (BI Sumut) juga memberikan respons positif terhadap upaya untuk mengembalikan status Geopark Toba. Kepala BI Sumut, Rudy Hutabarat, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan yang bukan hanya berfokus pada pariwisata, tetapi juga memperkenalkan pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan. Hal ini mencakup program literasi dan edukasi bagi pelajar di sekitar Geopark yang bertujuan untuk mengembangkan kesadaran terkait konservasi.

“Bank Indonesia juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi melalui pelatihan dan kurasi geoproduk dari UMKM yang berada di sekitar kawasan Danau Toba,” tambahnya. Dengan harapan, pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas produk-produk lokal dan memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat.

Rudy menggarisbawahi bahwa pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark bukan hanya sekadar label, tetapi menciptakan peluang untuk mengembangkan pariwisata yang berbasis edukasi dan konservasi, yang penting untuk menjaga ekosistem dan sumber daya alam kawasan tersebut. 

Sementara itu, Dikky Anugerah, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara, juga menyoroti pentingnya peran aktif Bank Indonesia dalam mendapatkan kembali kartu hijau untuk Toba Caldera Geopark. 

“Fokus kami tidak hanya pada pencapaian kartu hijau, tetapi juga berkomitmen pada strategi pengembangan jangka panjang melalui pariwisata berkelanjutan,” katanya. Ini sejalan dengan tujuan utama pengembangan kawasan Danau Toba yang meliputi tiga pilar, yaitu konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

UNESCO sendiri telah menetapkan Toba Caldera sebagai UNESCO Global Geopark pada 7 Juli 2020, meloloskan Kaldera Toba ke dalam jaringan Global Geoparks dan Asia-Pacific Geoparks, yang memungkinkan kawasan ini menjadi contoh dalam pemberdayaan masyarakat lokal melalui pengelolaan sumber daya alam dan budaya. Penetapan ini dinilai memberikan kesempatan bagi pengembangan perekonomian masyarakat setempat melalui geo-pariwisata yang berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved