Sumber foto: google

Gempa M5,6 Guncang Berau Kaltim, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Mangkalihat

Tanggal: 16 Sep 2024 07:37 wib.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan kekuatan M5,6 mengguncang Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), pada hari Minggu (15/9/2024) pukul 20.08 WIB. Gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5 menurut hasil analisis BMKG. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,30° LU; 118,46° BT, berlokasi di darat 147 km Tenggara Berau, Kalimantan Timur, pada kedalaman 11 km.

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi ini diduga akibat aktivitas sesar Mangkalihat karena memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Hasil analisis mekanisme sumber juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Dampak dari gempa ini dirasakan di beberapa daerah seperti Berau, Tanjung Redep, Teluk Bayur, Tanjung Selor, Tarakan, dan Bulungan dengan skala intensitas III-IV MMI, jika pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah. Meskipun demikian, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Sebelum gempa M5,6 terjadi, terdapat gempa pembuka dengan kekuatan M4,1. Hingga pukul 20.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 (satu) aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia juga mengingatkan agar masyarakat memeriksa dan memastikan kestabilan bangunan rumah mereka sebelum kembali ke dalam rumah, untuk menghindari risiko bangunan retak atau rusak akibat getaran gempa. Instruksi tambahan ini penting untuk diikuti guna memastikan keselamatan seluruh masyarakat di daerah terdampak gempa bumi.

Untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap masyarakat, BMKG dapat meningkatkan kampanye kesadaran akan mitigasi gempa di daerah rawan gempa. Program-program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara berkala dapat membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya gempa bumi serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi gempa bumi.

Selain itu, perlu adanya upaya peningkatan ketahanan bangunan di daerah rawan gempa. Pembangunan struktur bangunan yang mempertimbangkan faktor keamanan dan ketahanan terhadap gempa bumi perlu menjadi fokus utama dalam pengembangan infrastruktur di daerah tersebut. Penggunaan teknologi dan material bangunan yang dapat mengurangi kerentanan terhadap guncangan gempa juga merupakan langkah yang penting untuk segera diimplementasikan.

Selain aspek keamanan bangunan, penting juga untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat seputar tindakan mitigasi ketika terjadi gempa. Langkah-langkah sederhana seperti melakukan drop, cover, dan hold on saat terjadi gempa, serta mempersiapkan perlengkapan darurat, juga merupakan hal-hal yang perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat.

Sementara untuk masyarakat, selalu penting untuk tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi situasi gempa bumi. Mengetahui prosedur evakuasi dan titik-titik aman juga merupakan pengetahuan yang sangat berguna untuk situasi darurat ini. Semua pihak, baik pemerintah, lembaga pemantau gempa bumi, masyarakat, maupun sektor swasta perlu bekerja sama untuk meningkatkan mitigasi dan tanggap bencana gempa bumi demi keselamatan bersama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved