Gempa M3,4 Guncang Bantul, BMKG: Akibat Aktivitas di Zona Sesar Opak
Tanggal: 13 Nov 2024 19:18 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi dengan kekuatan M3,4 yang mengguncang wilayah Bantul, DI Yogyakarta, dan sekitarnya pada Rabu, 13 November 2024 pukul 03.44.29 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa tersebut berpusat di koordinat 8.04° LS; 110.41° BT, dengan kedalaman 13 km, yakni dalam jarak 16 km ke arah Tenggara Bantul.
Menurut Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di Zona Sesar Opak. Sesar Opak dikenal sebagai sesar aktif yang bertanggung jawab terhadap beberapa gempa kerak dangkal yang signifikan di Yogyakarta dengan mekanisme yang cukup rumit dan bervariasi, melibatkan sesar geser miring ke kiri (left-lateral oblique-slip faulting).
Daryono menambahkan bahwa gempa bumi M3,4 yang terjadi pagi itu memiliki mekanisme geser miring ke kanan, yang termasuk kejadian yang agak aneh. Meskipun begitu, dampak guncangan gempa bumi tersebut hanya dirasakan di daerah Bantul II MMI, dengan deskripsi getaran yang hanya dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang bergoyang.
Meskipun belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi ini, namun kejadian ini tetap menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana gempa di wilayah tersebut. BMKG juga terus mengimbau agar masyarakat tetap tenang namun tetap waspada dan bersiap menghadapi situasi darurat dalam kondisi bencana gempa bumi.
Gempa bumi memang merupakan ancaman nyata yang selalu mengintai, terutama bagi wilayah yang berada di zona-zona sesar aktif. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan persiapan bencana gempa bumi perlu terus ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman tersebut. Program-program sosialisasi dan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya gempa juga perlu terus digalakkan.
Saat ini, teknologi juga telah berkembang pesat dalam hal deteksi dini gempa bumi dan penyusunan sistem peringatan dini untuk mengurangi dampak bencana. Namun, kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi tetaplah kunci utama dalam meminimalkan kerugian akibat bencana tersebut.
Diperlukan sinergi antara pemerintah, BMKG, lembaga-lembaga kemanusiaan, serta masyarakat untuk terus berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi. Langkah-langkah tersebut mencakup pemetaan potensi bencana, pembangunan infrastruktur tahan gempa, edukasi masyarakat, pelatihan tanggap darurat, serta penyusunan rencana tanggap darurat.
Kesadaran akan risiko bencana gempa bumi dan kesiapsiagaan dalam menghadapinya merupakan investasi yang sangat penting untuk keamanan dan keselamatan bersama. Sehingga, kesadaran akan potensi bencana gempa harus ditanamkan secara kontinu bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, termasuk dalam lingkup pendidikan formal maupun informaLersebut, dan mendorong kolaborasi antar lembaga dan masyarakat dalam upaya meminimalkan risiko bencana gempa bumi.