Gempa M3,0 Guncang Bone Bolango Gorontalo
Tanggal: 13 Sep 2024 06:30 wib.
Sebuah gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 3,0 mengguncang wilayah Bone Bolango, Gorontalo, pada Jumat, 13 September 2024, sekira pukul 04.01 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitternya, @infobmkg, menyebutkan bahwa pusat gempa berada di 0,06 Lintang Selatan dan 122,98 Bujur Timur.
Peringatan dalam cuitan tersebut berbunyi, "#Gempa Mag:3.0, 13-Sep-2024 04:01:42 WIB, Lok:0.06LS, 122.98BT (68 km BaratDaya BONEBOLANGO-GORONTALO), Kedlmn:133 Km." Menurut BMKG, gempa ini memiliki kedalaman 133 kilometer. Peringatan itu tidak disertai dengan informasi mengenai dampak yang mungkin ditimbulkan oleh gempa itu.
Tak lama setelah itu, Twitter BMKG juga membagikan disclaimer terkait informasi yang mereka sampaikan. Mereka menekankan bahwa informasi yang disebarkan prioritasnya adalah kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring dengan kelengkapan data yang mereka terima.
Sejauh ini, belum ada laporan resmi mengenai dampak dari gempa tersebut. Meskipun begitu, gempa dengan magnitudo 3,0 tetap patut diwaspadai, terutama bagi wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa tersebut.
Gempa bumi telah menjadi ancaman alam yang seringkali mewabah di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai negara dengan seismisitas tinggi, Indonesia secara geografis terletak di Cincin Api Pasifik yang rentan terhadap gempa bumi. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau di mana mayoritas pulau-pulaunya terbentuk oleh aktivitas tektonik lempeng bumi.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa sejak tahun 2020, Indonesia telah mengalami ratusan kali gempa bumi setiap tahunnya. Gempa-gempa tersebut memiliki beragam magnitudo, dan dampaknya pun beragam pula.
Gempa bumi dengan magnitudo 3,0 secara teknis masih tergolong kecil, namun tetap memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan, terutama apabila berada di dekat permukaan bumi dan dipadati bangunan yang tidak memadai dalam hal ketahanan terhadap gempa. Oleh karena itu, pemantauan terhadap gempa-gempa kecil seperti ini tetap penting dilakukan.