Gara-Gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta
Tanggal: 18 Mei 2024 16:10 wib.
PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) mengkonfirmasi adanya petugas yang terjatuh dari pintu pesawat karena tidak melihat bahwa tangga udara (passenger boarding stairs) sudah digeser oleh pegawai yang lain. Manajemen PT JAS mengatakan kecelakaan tersebut terjadi karena adanya miskomunikasi antara petugas flight coordinator (FC) dengan petugas tangga udara. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan besar dan mengingatkan kita akan pentingnya komunikasi yang jelas dan efektif di lingkungan kerja.
Insiden ini terjadi ketika petugas PT JAS yang sedang melakukan pemeriksaan di pintu pesawat tidak menerima informasi yang jelas dari rekan kerjanya. Akibatnya, petugas tersebut jatuh karna tidak tahu bahwa tangga sudah di geser. Ketika dia berusaha memeriksa suatu bagian pintu pesawat tiba-tiba Ia mundur dan terjun jatuh sejauh 5 meter.
PT JAS, sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas layanan ground handling di bandara, menyatakan bahwa kesalahan tersebut terjadi akibat kurangnya koordinasi dan komunikasi yang baik antara petugas. Miskomunikasi ini telah menyebabkan petugas tersebut mengalami cedera serius dan saat ini sedang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit terdekat. Insiden ini juga telah menimbulkan dampak serius bagi operasional penerbangan di bandara.
Para petugas di industri penerbangan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan penerbangan, baik bagi penumpang maupun kru pesawat itu sendiri. Oleh karena itu, komunikasi yang jelas, koordinasi yang baik, serta pemahaman yang mendalam terhadap prosedur keselamatan menjadi kunci utama dalam menghindari terjadinya kecelakaan di tempat kerja, terutama di lingkungan kerja yang penuh dengan risiko seperti bandara.
Kasus ini juga menjadi pengingat bagi seluruh pihak terkait untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang efektif di tempat kerja. Pelatihan dan sosialisasi mengenai prosedur keselamatan dan standar operasional perlu terus ditingkatkan agar setiap petugas dapat lebih waspada terhadap situasi yang mungkin menimbulkan risiko keselamatan.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan kesejahteraan petugasnya, termasuk dalam hal pemenuhan standar keselamatan kerja dan perlindungan asuransi yang memadai. Dengan demikian, setiap petugas akan merasa lebih dihargai dan terlindungi, sehingga dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan fokus pada tugasnya tanpa merasa terbebani oleh risiko yang dapat ditimbulkan akibat miskomunikasi atau ketidaktahuan.
Dari insiden di Bandara Soekarno-Hatta ini, para pemangku kepentingan di industri penerbangan diharapkan dapat belajar dari pengalaman pahit ini. Keselamatan merupakan prioritas utama yang tidak boleh ditawar-tawar, dan komunikasi yang jelas serta koordinasi yang baik adalah kunci untuk menjaga keselamatan di lingkungan kerja. Dengan demikian, diharapkan insiden-insiden serupa dapat diminimalisir, dan para petugas dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih aman dan terlindungi.