FRI dan MRPTNI Teguhkan Komitmen Perguruan Tinggi untuk Pemberdayaan Masyarakat

Tanggal: 20 Agu 2025 13:24 wib.
Forum Rektor Indonesia (FRI) bersama Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) menegaskan dukungannya terhadap agenda nasional pemberdayaan masyarakat. Ketua MRPTNI sekaligus Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Profesor Eduart Wolok, menyampaikan bahwa langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan perguruan tinggi dalam berperan aktif membangun bangsa, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Deklarasi komitmen tersebut lahir dari semangat gotong royong, tanggung jawab akademik, dan moral kebangsaan. Hal ini juga menjadi tindak lanjut atas Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2025 serta perjanjian kerja sama antara Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dengan FRI dan MRPTNI. Melalui momentum ini, para rektor baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia bersepakat membentuk Konsorsium Perguruan Tinggi untuk Pemberdayaan Masyarakat. Konsorsium ini diharapkan menjadi wadah koordinasi, komunikasi, serta pertukaran pengalaman dan praktik baik antar kampus.

Dalam implementasinya, perguruan tinggi akan mengoptimalkan pelaksanaan tri darma—pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung program prioritas pemerintah. Program-program tersebut antara lain Makanan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, Koperasi Desa, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga penyediaan tiga juta rumah di 40.000 desa pada periode 2026–2029. Tidak berhenti sampai di situ, perguruan tinggi juga menyiapkan beragam bentuk pemberdayaan, mulai dari KKN tematik, inkubasi usaha mikro dan start up desa, sekolah desa atau akademi rakyat, hingga kampus tani dan kampus nelayan.

Selain itu, akan dibangun klinik konsultasi gratis, program beasiswa berbasis dedikasi sosial, literasi teknologi dan digitalisasi, riset tindakan partisipatoris, program magang sosial, hingga pusat inovasi desa. Semua inisiatif ini dirancang untuk menciptakan ruang kolaborasi yang mempertemukan kampus dengan masyarakat secara langsung, sehingga manfaat ilmu pengetahuan dan inovasi bisa benar-benar dirasakan hingga ke desa-desa.

Profesor Eduart menegaskan, keberhasilan program pemberdayaan tidak bisa hanya ditopang oleh perguruan tinggi, tetapi membutuhkan sinergi dengan pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat sipil. Dengan kolaborasi tersebut, akan terbangun ekosistem pemberdayaan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis data yang akurat. Ia menambahkan, nilai-nilai kebangsaan, keadilan sosial, serta kemandirian masyarakat akan senantiasa menjadi ruh dalam setiap program pengabdian yang dijalankan.

Melalui komitmen ini, FRI dan MRPTNI berharap perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial yang membawa manfaat nyata bagi rakyat Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved