Fokus Pelatihan Tenaga Kerja dalam Menyiapkan Skillset Masa Depan

Tanggal: 28 Mei 2025 20:49 wib.
Tampang.com | Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menekankan bahwa pelatihan tenaga kerja di Indonesia harus memiliki fokus yang tajam pada keterampilan atau skillset yang akan sangat dibutuhkan di masa mendatang. Dalam kegiatan bertajuk "Paradaya Movement 2.0" yang berlangsung di Jakarta pada hari Rabu, beliau menyampaikan beberapa poin penting terkait isu ini.

Yassierli mengungkapkan bahwa pelatihan yang efektif harus menitikberatkan pada tiga aspek utama. Pertama, terdapat kebutuhan untuk mengarahkan pelatihan pada skillset yang relevan dengan perkembangan di masa depan. Hal ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan kemampuan untuk berinovasi dalam menghadapi tantangan baru yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi dan pergeseran pasar kerja. 

Kedua, pelatihan harus bersifat integratif, di mana peserta tidak hanya dilatih dalam keterampilan teknis, tetapi juga dibekali dengan soft skills serta pengetahuan wirausaha. Soft skills seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah sangat diperlukan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Pengetahuan tentang wirausaha juga penting, mengingat banyak individu yang mungkin akan memilih untuk menjadi pengusaha sebagai alternatif karir.

Ketiga, Menteri Yassierli menekankan pentingnya melakukan adaptasi untuk mengatasi ketidakcocokan antara pendidikan formal dan kebutuhan industri. Hal ini menunjukkan perlunya kolaborasi lebih erat antara lembaga pendidikan dan sektor industri guna memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan keterampilan di pasar kerja saat ini.

Dalam sambutannya, beliau juga menyoroti perlunya pelatihan keterampilan dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh tenaga kerja itu sendiri. Di tengah perkembangan zaman yang begitu cepat, pekerja diharapkan dapat mengembangkan kemampuan mereka agar tetap relevan dan kompetitif.

Yassierli menambahkan bahwa salah satu keterampilan yang saat ini sangat penting adalah penguasaan teknologi informasi. Beliau merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar 50 persen keterampilan yang ada saat ini mungkin akan menjadi usang dalam dekade mendatang. Dengan berkembangnya teknologi, keterampilan dalam bidang IT dan teknologi lainnya akan menjadi semakin krusial. 

Disamping itu, sebuah fakta menarik yang diungkapkan oleh Menteri adalah bahwa 85 persen dari tenaga kerja Indonesia berasal dari latar belakang pendidikan maksimal SMA atau SMK. Ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja di negara ini.

Yassierli juga menyebutkan bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia saat ini masih jauh di bawah rata-rata negara-negara Asia lainnya. Dalam hal ini, ia mengungkapkan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia saat ini berada 10 persen di bawah rata-rata kawasan Asia, menggambarkan perlunya upaya lebih dalam meningkatkan kualitas serta kompetensi tenaga kerja.

Bagi Yassierli, pencapaian yang ada sekarang ini hanyalah cerminan dari apa yang telah dicapai di masa lalu, sebuah yang dikenal sebagai lagging indicators. Hal tersebut merupakan indikator dari apa yang telah disiapkan untuk masa depan, dan sering kali sulit untuk diukur serta diprediksi. Dengan kata lain, hasil yang kita capai hari ini merupakan konsekuensi dari pelatihan dan persiapan yang dilakukan sebelumnya, dan oleh karena itu, penting untuk memikirkan dan merencanakan dengan baik untuk kebutuhan masa yang akan datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved