Festival Sandeq Silumba Didorong Jadi Ikon Maritim Nusantara dengan Promosi Global

Tanggal: 29 Agu 2025 07:43 wib.
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menegaskan pentingnya mengangkat Festival Sandeq Silumba ke panggung dunia melalui strategi promosi yang lebih masif dan berkesinambungan. Dalam kunjungannya ke Mamuju, Sulawesi Barat, pada Selasa (26/8), ia menekankan bahwa festival ini tidak sekadar ajang kompetisi perahu layar, melainkan representasi dari identitas, budaya, sekaligus jati diri masyarakat Mandar yang telah diwariskan turun-temurun. Menurutnya, promosi yang kuat akan menjadikan Festival Sandeq Silumba sebagai magnet wisata bahari Indonesia yang mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara.

“Ini adalah identitas, ini adalah budaya, ini adalah jati diri masyarakat Mandar yang harus kita lestarikan. Yang lebih penting, kita harus menjadikannya dikenal luas sehingga orang lain punya rasa ingin tahu dan akhirnya datang menyaksikan langsung ke Sulawesi Barat,” ujar Ni Luh dalam keterangan resminya. Ia menekankan bahwa promosi budaya bukan hanya soal menjaga tradisi, melainkan juga cara membangun daya tarik pariwisata yang berdaya saing.

Festival Sandeq Silumba yang berlangsung pada 21–26 Agustus 2025 menjadi perhelatan maritim yang unik karena menghadirkan kompetisi sandeq, perahu layar tradisional khas Mandar. Sandeq bukan hanya alat transportasi laut, melainkan simbol kehormatan masyarakat Mandar, warisan budaya bahari yang sarat makna. Keistimewaan perahu ini terletak pada desainnya: tanpa mesin, namun mampu menembus ombak dan melawan angin dengan kecepatan 15–20 knot. Kelincahan dan kekuatannya mencerminkan keteguhan serta kearifan masyarakat Mandar yang hidup berdampingan dengan laut.

Laut bagi orang Mandar bukan hanya ruang ekonomi untuk mencari penghidupan, tetapi juga memiliki nilai spiritual. Tradisi pelayaran sandeq sering diiringi ritual adat yang bertujuan memohon keselamatan, mencerminkan keyakinan bahwa alam adalah sesuatu yang sakral. Nama “sandeq” sendiri berarti runcing, merujuk pada haluan perahu yang tajam dan lancip, lambang ketegasan dalam melangkah menghadapi kehidupan. Layar terbuka melambangkan keterbukaan pada perubahan, sementara bentuknya yang aerodinamis melukiskan keberanian menghadapi tantangan. Filosofi inilah yang menjadi daya tarik utama sekaligus pembeda Festival Sandeq Silumba dari festival bahari lainnya.

Wamenpar Ni Luh menilai keunikan tersebut bisa menjadi unique selling point dalam promosi global. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata akan menggalakkan strategi pemasaran lebih terstruktur untuk tahun depan, termasuk mendorong agar festival ini masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) serta diakui dalam kategori Event By Indonesia. Dengan begitu, festival ini bukan hanya kebanggaan lokal, melainkan juga menjadi bagian dari peta besar pariwisata nasional.

Festival Sandeq Silumba juga sejalan dengan arah kebijakan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana yang mengusung konsep “Pariwisata Naik Kelas” melalui pengembangan wisata bahari, gastronomi, dan wellness. Dengan potensi maritim yang begitu kuat, festival ini diharapkan memberi dampak ekonomi langsung bagi masyarakat pesisir dan memperkuat daya saing pariwisata Sulawesi Barat. Hal tersebut juga mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang menekankan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai fondasi utama pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, turut menyampaikan komitmennya untuk mengembangkan Festival Sandeq Silumba agar meningkat skalanya dari tingkat daerah menuju level nasional, bahkan internasional. Menurutnya, kolaborasi erat dengan Kementerian Pariwisata akan membuka jalan bagi festival ini untuk menjadi ikon maritim yang mendunia, sekaligus mendongkrak citra Sulbar sebagai destinasi wisata bahari unggulan.

Festival Sandeq Silumba 2025 sendiri berlangsung meriah di sepanjang pesisir pantai Polewali Mandar, Majene, hingga Mamuju dengan rute sejauh 231 kilometer. Kompetisi ini berhasil menjaring antusiasme masyarakat dan menghasilkan enam tim pemenang. Juara pertama diraih oleh tim Berkah Dua Putra, disusul Sinar Pasific AM sebagai juara kedua, dan Bintang Maha Putra sebagai juara ketiga. Selain mendapatkan piagam penghargaan, para pemenang juga berhak membawa pulang hadiah berupa uang tunai sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka menjaga tradisi sandeq tetap hidup.

Dengan semangat pelestarian budaya sekaligus pengembangan pariwisata, Festival Sandeq Silumba kini diproyeksikan bukan hanya sebagai ajang lokal, melainkan sebagai simbol kebanggaan nasional yang memperlihatkan kekayaan budaya maritim Indonesia kepada dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved