Festival Bedhayan 2025: Merangkai Generasi Lewat Panca Utsava di Panggung Seni Jawa
Tanggal: 12 Agu 2025 11:56 wib.
Festival Bedhayan kembali memeriahkan dunia seni budaya tanah air tahun ini dengan mengusung tema Panca Utsava Bedhayan, sebuah perayaan yang memuliakan kemegahan tari klasik Jawa. Gelaran yang berlangsung pada 9 Agustus 2025 ini menggabungkan semangat refleksi dan kolaborasi, menjadikan panggung seni sebagai ruang pertemuan lintas generasi untuk menjaga keberlangsungan warisan luhur bangsa.
Ketua Umum Festival Bedhayan 2025, Aylawati Sarwono, menyampaikan kekhawatirannya terhadap keberadaan seni Bedhayan yang kini semakin tersegmentasi dengan jumlah penggemar yang terbatas. “Kalau kami tidak mengadakan kegiatan seperti ini, saya khawatir akan punah. Festival Bedhayan hadir untuk mewadahi sanggar-sanggar dan para penari Bedhayan, terutama generasi muda,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis lalu.
Tahun ini menjadi penyelenggaraan kelima festival yang digagas oleh Laskar Indonesia Pusaka, Jaya Suprana School of Performing Arts, dan Swargaloka di Gedung Kesenian Jakarta. Tidak hanya sebagai ajang pertunjukan, festival ini menjadi wujud nyata pelestarian mahakarya budaya Nusantara sekaligus ruang inspiratif bagi seniman, budayawan, akademisi, hingga anak muda untuk menggali nilai filosofis, simbolis, dan spiritual dari tarian yang sarat makna ini.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan lokakarya Bedhayan Hagoromo pada 5 Agustus 2025, menghadirkan maestro tari Didik Nini Thowok dan Maria Darmaningsih sebagai pembicara. Lokakarya ini melibatkan perwakilan dari setiap grup peserta festival, termasuk penampilan Tari Enggang oleh Armonia Choir Indonesia pimpinan Giok Hartono sebuah karya baru yang mengacu pada budaya suku Dayak Kenyah.
Pada hari puncak, penonton akan disuguhi dua kategori penampilan, yaitu pelestarian tari Bedhayan tradisional dan pengembangan tari Bedhayan kreasi baru. Keduanya diharapkan menjadi bukti bahwa tradisi dapat hidup berdampingan dengan inovasi, tanpa kehilangan jati dirinya.
Tak hanya di panggung, semangat pelestarian budaya juga hadir di Pasar UMKM yang ikut meramaikan acara. Produk lokal mulai dari kuliner khas hingga batik dipamerkan, mendukung pengusaha kecil sekaligus menambah kekayaan pengalaman pengunjung.
Festival Bedhayan 2025 diharapkan bukan hanya menjaga keberlangsungan seni tari Bedhayan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia, tetapi juga meningkatkan apresiasi publik, menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda, serta memperkuat pariwisata budaya Indonesia di kancah internasional. Di tengah arus globalisasi, festival ini berdiri sebagai pengingat bahwa identitas bangsa terjaga lewat pelestarian seni dan tradisi.