Sumber foto: Google

Fenomena Cuaca Ekstrem: Siang Terik, Pagi Dingin – Ini Penjelasan BMKG

Tanggal: 1 Mei 2025 17:11 wib.
Tampang.com | Belakangan ini, sejumlah warganet di berbagai wilayah Indonesia melaporkan kondisi cuaca yang terasa tidak biasa. Mereka mengaku merasakan panas ekstrem di siang hari, sementara pagi dan malam justru lebih dingin dari biasanya.

“Cuaca hari ini gimana di daerah kalian? Di sini siang panassss aaaaaaa,” tulis akun @Ribbka*** di media sosial pada Rabu (30/4/2025).

Di dataran tinggi Dieng, fenomena embun upas atau embun es juga kembali muncul. Akun @Cuaca**** mencuit, “Embun es Dieng muncul hari ini di suhu -0,5 derajat Celsius. Sebelumnya Early Warning System sudah mengirimkan peringatan.”


BMKG: Kondisi Cuaca Ini Masih Normal

Menanggapi fenomena ini, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menegaskan bahwa kondisi tersebut masih tergolong normal, terutama di tengah musim kemarau yang saat ini melanda sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Menurutnya, cuaca yang cerah dan langit yang bersih dari awan menjadi penyebab utama suhu ekstrem ini. “Minimnya awan menyebabkan sinar matahari langsung menembus ke permukaan bumi tanpa hambatan. Akibatnya, suhu di siang hari terasa sangat terik,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (30/4/2025).


Mengapa Malam dan Pagi Lebih Dingin?

Selain menyebabkan siang yang panas, ketiadaan awan juga berdampak pada suhu udara malam dan pagi hari. Ida menjelaskan bahwa awan berperan seperti ‘selimut alami’ yang menjaga panas bumi agar tidak cepat hilang ke atmosfer.

“Tanpa awan, panas yang diserap permukaan bumi di siang hari akan cepat terlepas pada malam hari. Ini yang membuat suhu turun drastis saat malam hingga pagi,” jelasnya.


Embun Upas Kembali Muncul di Dieng

Fenomena suhu dingin ekstrem ini juga memunculkan kembali embun upas di dataran tinggi Dieng. Fenomena ini terjadi ketika suhu udara turun di bawah titik beku, menyebabkan embun berubah menjadi kristal es di permukaan tanaman atau tanah.

“Sebagian masyarakat sering salah mengira embun upas sebagai salju, padahal ini adalah embun yang membeku karena suhu ekstrem,” tambah Ida.

Embun upas umumnya muncul saat malam hari yang cerah, tanpa angin, dan suhu berada di bawah 0 derajat Celsius. Meski indah dipandang, fenomena ini bisa berdampak pada pertanian karena merusak tanaman.


Bagian dari Siklus Tahunan Cuaca

BMKG memastikan bahwa perubahan suhu ekstrem ini adalah bagian dari siklus tahunan yang lazim terjadi saat kemarau. Tidak ada indikasi bahaya besar selama masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca dan mengikuti informasi resmi dari lembaga terkait.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved