Sumber foto: google

Fakta-fakta Pertemuan Lima Kader NU dengan Presiden Israel: Klarifikasi dan Dampaknya bagi PBNU

Tanggal: 21 Jul 2024 09:17 wib.
Publik dihebohkan dengan kabar lima orang kader Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog beberapa waktu ini. Kelima orang Nahdliyin yang bertemu itu di antaranya Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania. Pertemuan ini digelar pada 3 Juli lalu.

Kabar ini telah menarik perhatian masyarakat, terutama dalam konteks politik dan hubungan internasional antara Indonesia dan Israel. Pengetahuan mengenai detail siapa mereka dan mengapa mereka bertemu dengan Presiden Israel penting untuk memahami kontroversi ini.

Di saat bersamaan, Israel masih gencar melancarkan agresi hingga genosida ke Gaza Palestina belakangan ini yang mengakibatkan banyak korban sipil tewas.

Tanggapan PBNU
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, telah meminta maaf atas peristiwa ini kepada masyarakat luas. Dia menyatakan bahwa pihaknya telah meminta konfirmasi ke lembaga-lembaga di bawah PBNU terkait keberangkatan lima nahdliyin ke Israel bertemu Herzog. Hasilnya, tak ada koordinasi dari mereka masing-masing dengan lembaga tersebut. Sehingga, kunjungan mereka dianggap sebagai tanggung jawab pribadi dan tidak mewakili lembaga.

Identifikasi Lima Kader NU
Identitas asal organisasi lima nahdliyin yang bertemu presiden Israel pun terungkap. Zainul Maarif misalnya merupakan dosen tetap di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) sekaligus pengurus Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI Jakarta. Munawar Aziz adalah Sekretaris Umum PP Pagar Nusa, ikatan pencak silat NU. Izza Annafisah dan Nurul Bahrul Ulum merupakan pengurus aktif di PP Fatayat NU, organisasi pemudi atau perempuan otonom di bawah PBNU. Sementara Syukron Makmun merupakan pengurus PWNU Banten.

Respons PBNU
Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), memberikan dua opsi kepada lima kader NU yang bertemu Presiden Israel: segera mengundurkan diri atau diberhentikan dari kepengurusan NU. Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa empat orang dari lima kader NU tersebut telah dipanggil oleh para ketua lembaga tempat mereka menjadi pengurus. Dari hasil tabayun yang dilakukan, kepergian kelima orang ini ke Israel dianggap sebagai tindakan yang dilakukan atas nama pribadi dan tidak mewakili lembaga NU.

Penjelasan dan Klarifikasi
Pasca kejadian tersebut, Zainul Maarif memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas kunjungannya ke Palestina dan Israel. Ia menyatakan kunjungannya tidak mewakili organisasi NU. Kunjungannya ke Israel dan Palestina dijelaskan sebagai bagian dari kegiatan dialog lintas iman sekaligus untuk penelitian lapangan. Termasuk penelitian tentang kehidupan orang Islam di Israel.

Penyebabnya
Zainul kemudian mengungkap bahwa perjalanannya ke Israel didanai oleh lembaga bernama Itrek, yang memiliki program mengirim mahasiswa pascasarjana serta tokoh muda dari banyak negara untuk melakukan perjalanan ke Israel selama satu minggu. Kegiatan ini terselenggara dengan inisiatif seorang kawannya asal Universitas Harvard, AS.

Sanksi dari PBNU
Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Samsul Ma'arif, mengambil tindakan dengan memberhentikan Zainul Maarif dari jabatannya sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta.

Larangan Kerja Sama dengan Organisasi Terafiliasi Israel
Imbas polemik ini, PBNU menerbitkan larangan kerja sama dengan sejumlah organisasi yang terafiliasi dengan Israel. Larangan itu dituangkan dalam surat bernomor 2020/PB.03/A.1.03.08/99/07/2024. Aturan itu merujuk pada larangan yang pernah diterbitkan PBNU di era Said Aqil Siradj.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved