Fadli Zon: Pertunjukan Ebiet G. Ade Jadi Ruang Inspirasi dan Refleksi

Tanggal: 18 Agu 2025 08:12 wib.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan kekagumannya terhadap pertunjukan bertajuk “Senandung Nusantara: Ebiet G. Ade” yang digelar di Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jakarta. Menurutnya, acara tersebut bukan sekadar konser musik, melainkan sebuah perjalanan batin yang menghadirkan ruang refleksi mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan, alam, maupun sesama. Fadli menuturkan bahwa melalui lagu-lagunya, Ebiet seolah mengajak penonton untuk merenungi kehidupan, memahami makna cinta, kehilangan, hingga kerinduan yang begitu manusiawi.

Ia menambahkan, konsep pertunjukan ini tidak hanya menyoroti karya musik Ebiet, tetapi juga menghadirkan pameran arsip perjalanan karier sang legenda. Dengan begitu, publik dapat melihat lebih dekat bagaimana sosok Ebiet membangun kiprahnya di dunia musik sejak tahun 1970-an. “Ebiet adalah seorang penyair yang menyanyikan bait-bait puisinya dengan nuansa sufistik. Lirik-liriknya bagaikan doa yang penuh makna,” kata Fadli dalam keterangan resminya, Jumat.

Pertunjukan ini sendiri merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan RI dan Yayasan Harmoni Nusantara Emas. Keduanya ingin memberikan penghargaan bagi perjalanan panjang Ebiet yang telah memberi kontribusi besar dalam dunia musik Indonesia. Melalui balutan lirik puitis dan melodi syahdu, Ebiet berhasil merekam denyut nadi kehidupan bangsa dan menginspirasi lintas generasi, mulai dari era piringan hitam hingga digital.

Atmosfer konser semakin terasa intim ketika Ebiet tidak hanya bernyanyi, tetapi juga bercerita tentang kisah di balik lagu-lagunya. Salah satu momen emosional adalah ketika ia membacakan puisi karya Fadli Zon berjudul “Di Pinggir Pantai” sebelum menyanyikan lagu legendaris “Titip Rindu Buat Ayah.” Kedua karya ini sama-sama menghadirkan narasi kerinduan kepada sosok ayah, membuat suasana konser terasa menyentuh hati para penonton.

Kejutan lain hadir ketika dua putra Ebiet, Adera dan Segara, naik ke panggung untuk menemani sang ayah membawakan beberapa lagu. Dengan aransemen musik yang lebih kekinian, mereka berhasil menghadirkan nuansa segar tanpa menghilangkan ruh asli karya Ebiet. Fadli menilai kehadiran generasi penerus ini membuat karya Ebiet semakin terasa relevan di masa kini, sekaligus membuktikan bahwa pesan-pesan dalam lagu tersebut tak lekang oleh waktu.

“Lagu-lagu Ebiet bukan hanya tentang hiburan. Mereka selalu mengajak kita untuk berefleksi. Kata-katanya seperti sihir yang mampu mengetuk hati siapa pun yang mendengarnya, sebab apa yang lahir dari hati biasanya juga sampai ke hati,” ungkap Fadli penuh apresiasi. Menurutnya, bertutur rasa adalah inti dari pencapaian musik artistik Ebiet yang membuatnya berbeda dari musisi lain.

Ketua Yayasan Harmoni Nusantara Emas, Iis Sugianto, turut menegaskan bahwa karya-karya Ebiet adalah warisan berharga bagi bangsa. Ia menyebutkan bahwa lagu-lagu Ebiet mengajarkan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjunjung tinggi kemanusiaan, dan menumbuhkan cinta tanah air. Melalui konser ini, masyarakat tidak hanya menikmati musik, tetapi juga diajak untuk belajar, berefleksi, serta menemukan kembali makna kehidupan lewat lantunan lagu yang penuh jiwa.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved