Empat Desainer Muda Indonesia Belajar Rancang Sepatu dan Tas di Milan, Pusat Mode Dunia
Tanggal: 1 Sep 2025 14:25 wib.
Empat desainer muda Indonesia akan segera menapakkan langkah besar dalam perjalanan kreatif mereka. Melalui program beasiswa khusus, mereka berkesempatan menimba ilmu di Arsutoria School, sekolah desain sepatu dan tas ternama di Milan, Italia kota yang sudah lama dikenal sebagai jantung industri mode dunia.
Keempat penerima beasiswa itu adalah Hadisti Mardhiya dari LaSalle College Jakarta, Mujib Titian dari tim desain Prabu Shoes, Mohammad Jordy Mozza Servia dari IFW & Piazza Firenze Garut, serta Shafwa Kamilia Zahira Azzahra, perancang muda berbakat dari Piazza Firenze Garut. Selama tiga bulan, mereka akan dibekali pengetahuan dan keterampilan pembuatan produk kulit kelas dunia: mulai dari desain, pembuatan pola, pemilihan material, hingga tahap akhir berupa prototipe siap pakai.
Program ini lahir dari kolaborasi antara Kedutaan Besar Italia, Italian Trade Agency (ITA), Indonesia Fashion Week (IFW), Koperasi Artisan Kulit Indonesia, serta Spinindo/Piazza Firenze Garut. Tujuannya sederhana tapi ambisius: melahirkan generasi desainer kulit yang mampu mengangkat potensi lokal ke panggung internasional.
“Garut punya potensi luar biasa di bidang kulit. Sayangnya, produk para pengrajin masih stagnan dari tahun ke tahun. Dengan jaringan yang kami miliki di Italia, kami ingin membawa sentuhan baru agar produk Garut bisa naik kelas,” ujar Poppy Dharsono, Presiden IFW sekaligus Ketua Koperasi Artisan Kulit Indonesia.
Senada dengan itu, Anto Sudaryanto, Direktur Utama Spinindo/Piazza Firenze Garut, menekankan bahwa para artisan Garut butuh desainer yang bisa menjadi jembatan antara keterampilan teknis dan tren global. “Artisan kita harus jadi kreator sejati. Dengan begitu, produk Garut bisa menempati posisi terhormat di peta fesyen dunia,” ucapnya.
Dukungan juga datang dari pemerintah. Menteri Perdagangan Budi Santoso menitipkan pesan agar para desainer muda tidak sekadar belajar teknik, tapi juga menangkap tren dan memperluas jejaring internasional. “Pergilah dengan membawa nama Indonesia, dan pulanglah sebagai kebanggaan negeri,” katanya penuh harap.
Sementara itu, Duta Besar Italia untuk Indonesia, Roberto Colamine, menegaskan bahwa program ini bukan hanya kesempatan belajar, tapi juga ruang untuk mengubah ide kreatif menjadi produk yang kompetitif di pasar global.
Bagi para penerima beasiswa, tiga bulan di Milan akan menjadi titik balik yang penting. Bukan hanya untuk karier pribadi, tapi juga bagi industri kulit Indonesia yang selama ini dikenal kuat dari sisi bahan baku, namun belum sepenuhnya maksimal di panggung fesyen dunia.