Ekspor Terpuruk, Ekonomi Indonesia Terancam! Apa Solusi untuk Menghindari Resesi?
Tanggal: 13 Mei 2025 23:16 wib.
Tampang.com | Seiring dengan penurunan permintaan global, ekspor Indonesia mengalami kemerosotan signifikan pada paruh pertama 2025. Sektor-sektor unggulan, seperti batu bara, kelapa sawit, dan tekstil, tercatat mengalami penurunan volume ekspor yang tajam. Jika tren ini berlanjut, Indonesia bisa terancam menghadapi resesi.
Penurunan Ekspor Batu Bara dan Kelapa Sawit
Batu bara yang selama ini menjadi primadona ekspor Indonesia kini mengalami penurunan permintaan dari negara-negara utama pengguna. Begitu pula dengan kelapa sawit, yang menghadapi hambatan dalam bentuk kebijakan proteksionisme dan kampanye anti-palm oil di negara-negara Barat.
“Batu bara dan kelapa sawit menyumbang kontribusi besar terhadap pendapatan negara. Penurunan ini sangat berisiko bagi perekonomian Indonesia,” jelas Arief Rachman, ekonom senior dari Bank Indonesia.
Pandemi dan Ketegangan Geopolitik Perburuk Perdagangan
Selain dampak internal, situasi geopolitik yang belum stabil, ditambah dengan ketegangan perang dagang antara negara besar, memperburuk kondisi perdagangan Indonesia. Terutama sektor ekspor non-migas yang bergantung pada pasar internasional.
“Perdagangan global tidak lagi sebebas dulu. Ketegangan antara AS dan China membuat banyak negara lebih berhati-hati dalam memilih mitra dagang,” kata Arief.
Sektor Industri Lokal Tertekan, Pengangguran Bisa Naik
Dengan menurunnya volume ekspor, sektor-sektor manufaktur yang bergantung pada pasar luar negeri pun menghadapi tekanan. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi akan ada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor-sektor yang terdampak.
“Perusahaan-perusahaan ekspor-oriented akan berjuang keras. Jika tidak ada terobosan kebijakan, maka pengangguran akan meningkat,” ujar Dita Rachmawati, analis pasar tenaga kerja.
Pemerintah Harus Fokus pada Diversifikasi Pasar
Untuk mengatasi ketergantungan terhadap beberapa komoditas dan pasar ekspor, pemerintah perlu mendiversifikasi pasar dan memperkenalkan produk-produk unggulan baru yang dapat memenuhi kebutuhan global. Inovasi dan peningkatan kualitas produk Indonesia juga harus didorong.
“Diversifikasi pasar ekspor dan penguatan sektor hilir bisa jadi kunci. Jika kita hanya bergantung pada beberapa komoditas, kita sangat rentan terhadap fluktuasi global,” tambah Dita.
Solusi: Reformasi Kebijakan Perdagangan dan Peningkatan Kualitas Produk
Pemerintah harus melakukan reformasi kebijakan perdagangan dengan mempermudah akses bagi para pelaku UMKM dan industri kecil untuk masuk pasar internasional. Selain itu, perbaikan kualitas produk dan standar ekspor harus menjadi prioritas agar bisa bersaing dengan negara lain.