Sumber foto: Google

Eksploitasi Pemain Sirkus OCI: Rekomendasi Komnas HAM 1997 dan Kontroversi yang Kembali Muncul

Tanggal: 18 Apr 2025 18:26 wib.
Tampang.com | Kasus dugaan eksploitasi terhadap pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali mencuat setelah sejumlah mantan pemain menyampaikan pengalaman pahit mereka. Padahal, Komnas HAM pernah mengeluarkan rekomendasi tegas terkait pelanggaran HAM pada tahun 1997.


Komnas HAM Temukan Empat Pelanggaran Hak Anak

Pada 1 April 1997, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengeluarkan laporan resmi terkait dugaan eksploitasi terhadap pemain sirkus OCI. Dalam laporan yang ditandatangani Ketua Komnas HAM saat itu, Munawir Sjadzali, serta Sekjen Baharuddin Lopa, disebutkan adanya empat pelanggaran serius terhadap hak anak.



Pelanggaran terhadap hak anak untuk mengetahui asal-usul dan identitas diri.


Eksploitasi anak secara ekonomis.


Pelanggaran hak atas pendidikan layak.


Pelanggaran terhadap hak perlindungan dan jaminan sosial.



Laporan ini menjadi salah satu tonggak penting dalam mendorong perlindungan hak anak yang terlibat dalam industri hiburan atau pertunjukan.


Komnas HAM Rekomendasikan Perbaikan dan Penyelesaian Kekeluargaan

Selain mengidentifikasi pelanggaran, Komnas HAM juga memberikan empat rekomendasi kepada OCI dan pihak terkait. Komnas meminta agar praktik eksploitasi segera dihentikan dan segala bentuk pelanggaran diselesaikan secara humanis dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga, termasuk Kementerian Pendidikan dan Komnas HAM sendiri.

Salah satu rekomendasi penting adalah perlunya menjernihkan asal-usul anak-anak yang tidak jelas identitasnya serta menghentikan praktik latihan yang berpotensi menyiksa, baik secara fisik maupun mental.


Mantan Pemain Sirkus Ungkap Kisah Pilu

Lebih dari dua dekade setelah laporan tersebut, pada April 2025 sejumlah mantan pemain sirkus perempuan muncul dan membeberkan pengalaman mereka. Di hadapan Wakil Menteri HAM, mereka mengaku mengalami kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan tidak manusiawi selama bertahun-tahun saat tampil di berbagai lokasi, termasuk Taman Safari Indonesia.

Pengakuan ini menggugah perhatian publik dan mendorong berbagai pihak untuk kembali menyoroti dugaan pelanggaran HAM yang selama ini tertutupi.


OCI dan Taman Safari Membantah, Tuduh Ada Provokator

Menanggapi tudingan tersebut, Tony Sumampau selaku pendiri OCI sekaligus Komisaris Taman Safari Indonesia membantah semua tuduhan. Dalam konferensi pers pada Kamis (17/4/2025), Tony menyebut isu ini sengaja digoreng oleh pihak yang ingin menjatuhkan reputasi mereka. Ia menuding ada provokator yang memanfaatkan mantan pemain sirkus untuk menggiring narasi negatif.

“Kalau anak-anaknya, ya kasihan. Tapi kalau provokatornya, itu beda cerita. Kami sedang menempuh langkah hukum terhadap pihak yang memanfaatkan mereka,” ujar Tony.


Jalur Hukum Jadi Pilihan Selanjutnya

Tony mengaku tidak berniat memperkarakan para mantan pemain yang selama ini dianggap seperti keluarga. Namun terhadap aktor di balik tudingan eksploitasi, ia akan menempuh jalur hukum. Sementara itu, Komnas HAM menyarankan agar semua pihak yang merasa menjadi korban mengejar keadilan melalui mekanisme hukum formal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved