Sumber foto: google

Ekonomi Sulit, Banyak Warga RI Tak Kuat Bayar Cicilan Mobil dan Motor

Tanggal: 14 Jun 2024 13:26 wib.
Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-April penjualan mobil baru merosot 14,8% yoy menjadi 289.551 unit. Pada periode yang sama, mengutip data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia penjualan motor baru turun 1,11% yoy menjadi 2.154.226 unit.  Banyak warga Indonesia yang kini menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran angsuran kendaraan bermotor mereka akibat kondisi ekonomi sulit yang terus berkepanjangan.

Terpisah, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro OJK Ahmad Nasrullah mengatakan bahwa biaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin mahal menjadi satu alasan NPF membengkak."Saat ini kemampuan debitur berkurang karena peningkatan biaya hidup. Jadi untuk bayar cicilan mereka tidak kuat," ungkap Ahmad dalam FGD OJK bersama Redaktur Media Massa, dikutip Kamis (13/6/2024).

Sebelumnya, ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri menilai kondisi ekonomi kelas menengah di Indonesia mulai tertekan. Hal ini tercermin dari penjualan barang-barang bertahan lama atau durable goods yang anjlok drastis. Kondisi ini menimbulkan ancaman serius di balik melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah. Pernyataan ini, dia sampaikan mengomentari sorotan khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap penjualan motor dan mobil sebagai durable goods yang turun tajam pada awal tahun ini.

Beban cicilan kendaraan bermotor yang semakin berat tak hanya menjadi beban finansial bagi individu, namun juga berdampak pada sektor perbankan dan industri otomotif secara keseluruhan. Para peminjam yang kesulitan membayar cicilan cenderung menimbulkan risiko kredit macet bagi perusahaan pembiayaan dan bank sebagai lembaga finansial yang menangani pembiayaan otomotif. Hal ini dapat mempengaruhi likuiditas dan kinerja keuangan perusahaan pembiayaan maupun bank.

Di sisi lain, industri otomotif pun turut merasakan dampak dari masalah ini. Penjualan kendaraan baru mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat rendahnya daya beli masyarakat dan ketidakpastian ekonomi. Ini bisa menjadi pukulan berat bagi produsen mobil dan motor, serta seluruh rantai pasokan terkait.

Dalam menghadapi masalah ini, diperlukan langkah-langkah yang bijaksana baik dari pemerintah maupun pelaku industri. Pemerintah perlu menjaga stabilitas ekonomi dan menciptakan kebijakan yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Sementara perusahaan pembiayaan dan bank perlu melakukan evaluasi terhadap kriteria pemberian kredit agar lebih selektif, serta memberikan solusi terbaik bagi para debitur yang mengalami kesulitan dalam pembayaran cicilan.

Secara keseluruhan, kondisi ekonomi sulit tidak hanya berdampak pada keuangan individu, namun juga pada stabilitas sektor keuangan dan industri otomotif. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan pembiayaan, bank, dan pelaku industri otomotif untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi masalah ini. Semoga dengan upaya bersama, mampu memberikan solusi yang bisa meringankan beban finansial masyarakat terkait pembayaran cicilan mobil dan motor di tengah kondisi ekonomi sulit ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved