Ekonom Core Beberkan Tantangan yang akan Dihadapi Sudaryono sebagai Wamentan Baru
Tanggal: 21 Jul 2024 09:01 wib.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru saja melantik tiga wakil menteri di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024. Salah satu di antaranya adalah Sudaryono, yang baru saja diangkat sebagai Wakil Menteri Pertanian. Dengan latar belakang sebagai mantan asisten pribadi Prabowo, Sudaryono akan menghadapi sejumlah tantangan yang tidak mudah dalam menjalankan tugasnya. Sebagai hasil dari pelantikan ini, masyarakat pun menaruh harapan besar terhadap kinerja Sudaryono dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di sektor pertanian.
Menurut peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh Sudaryono sebagai Wamentan. Terlebih lagi, manakala transisi pemerintahan saat ini berlanjut ke depan, permasalahan dalam sektor pertanian semakin mendesak untuk segera diselesaikan.
Eliza menegaskan bahwa perkembangan sektor pertanian Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan selama 10 tahun terakhir. Beberapa indikator, seperti kurangnya kesejahteraan petani dan permasalahan pangan, masih menjadi hal yang patut diperhatikan secara serius. “Diperlukan pendekatan kebijakan baru dalam mengelola sektor pertanian,” ujar Eliza.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Sudaryono adalah menaikkan kesejahteraan petani, karena menurut Eliza, penurunan kesejahteraan petani saat ini sangat terlihat. Salah satu indikatornya adalah bertambahnya jumlah petani berlahan sempit, yaitu petani dengan lahan kurang dari 0,5 hektare. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani berlahan sempit pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 2,8 juta orang menjadi 16,89 juta. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 18,54 persen dibandingkan dengan tahun 2013, yang mana jumlahnya mencapai 14,25 juta.
Selain itu, Eliza juga menyoroti permasalahan harga pangan yang dihadapi oleh Wakil Menteri Pertanian yang baru. Hingga mendekati masa akhir pemerintahan Jokowi, harga pangan tidak terkendali dan hal ini berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Seiring dengan itu, hilirisasi sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan pun belum mendapat perhatian serius. “Pemerintahan Jokowi cenderung lebih memperhatikan hilirisasi tambang,” ungkap Eliza.
Eliza menekankan bahwa meskipun permasalahan tersebut menjadi tugas bersama, namun yang dapat menerjemahkan visi pemerintah dalam bentuk program kerja hanyalah menteri dan wakilnya yang baru. Oleh karena itu, Eliza menilai bahwa Kementerian Pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian.
Mengemban jabatan sebagai Wamentan yang baru, Sudaryono menegaskan bahwa kebijakan food estate dan pengembangan lahan pertanian akan menjadi fokus utama perhatiannya. Selama menjabat anggota kabinet Jokowi, Sudaryono menyatakan bahwa penguatan pertanian akan menjadi prioritasnya selama tiga bulan masa jabatannya. Karena, sektor pertanian adalah bagian yang sangat krusial dalam meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan bangsa Indonesia.