Dusun Sumberlangsep Terisolasi Saat Banjir Lahar Semeru, Jembatan Jadi Biang Masalah
Tanggal: 17 Mei 2025 15:18 wib.
Tampang.com | Dusun Sumberlangsep di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali terisolasi akibat banjir lahar dingin dari Gunung Semeru. Peristiwa ini bukan yang pertama—setiap hujan deras mengguyur kawasan hulu, dusun ini seakan terputus dari dunia luar.
474 Warga Terdampak, Aktivitas Harian Terganggu
Setidaknya 474 jiwa yang tinggal di dusun tersebut mengalami kesulitan beraktivitas. Anak-anak harus menempuh medan berbahaya untuk berangkat dan pulang sekolah, sementara para ibu terpaksa belanja sayur di tengah aliran sungai agar dapur tetap ngebul.
Jembatan Limpas Jadi Satu-satunya Akses
Menurut Kapolsek Candipuro, AKP Lugito, penyebab utama isolasi adalah ketergantungan penuh pada jembatan limpas sepanjang 200 meter yang menghubungkan Sumberlangsep dengan Dusun Sumberkajar di seberangnya.
“Jembatan itu satu-satunya akses mereka. Kalau tertutup material banjir, ya dusunnya langsung terisolasi,” jelas Lugito pada Kamis (15/5/2025).
Apa Itu Jembatan Limpas?
Jembatan limpas adalah jenis jembatan tanpa pagar yang letaknya tepat di atas aliran sungai. Bagian bawahnya diberi rongga agar air dan material vulkanik bisa mengalir lewat, sedangkan bagian atasnya berfungsi sebagai jalan bagi warga.
Namun kini, fungsi itu tak lagi maksimal. Rongga-rongga tersebut telah tertutup pasir dan batu akibat aktivitas vulkanik dan hujan deras.
Saat Banjir, Air Lewat di Atas Jembatan
Kondisi jembatan yang tertutup membuat air dan material banjir lahar dingin langsung meluap ke atas badan jembatan. Akibatnya, akses warga benar-benar lumpuh.
“Materialnya naik ke atas jembatan karena bagian bawah sudah tertutupi, jadi tidak bisa dilewati,” tambah Lugito.
Solusi: Bersihkan Rongga, Pulihkan Fungsi
Menurut Lugito, bila tumpukan pasir dan batu di bawah jembatan dibersihkan, maka air bisa kembali mengalir lewat jalur seharusnya. Dengan begitu, meskipun banjir masih terjadi, warga setidaknya bisa tetap melintas dengan hati-hati.
“Kalau normal, air akan lewat bawah. Jembatan masih bisa digunakan, walaupun tetap harus waspada,” ujarnya.