Diterjang Gelombang Tinggi, Kapal Pinisi Tenggelam di Perairan Pulau Padar
Tanggal: 26 Jun 2024 22:42 wib.
Kapal Pinisi Budi Utama tenggelam di Perairan Pulau Padar Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu, 22 Juni 2024. Tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap 22 korban selamat dalam kejadian tersebut. Kekuatan alam yang tak terduga seringkali menguji kehandalan kapal-kapal tersebut, seperti yang terjadi ketika sejumlah kapal pinisi tenggelam di perairan Pulau Padar, akibat diterjang gelombang tinggi.
Kapal wisata tersebut dilaporkan diterjang gelombang tinggi saat berlayar mengantar turis ke Pulau Komodo. Dalam perjalanan di sekitar Pulau Padar, mesin kapal mengalami gangguan membuat badan kapal berjalan miring dan tenggelam."Basarnas Maumere melalui Pos SAR Manggarai Barat menerima informasi kejadian kecelakaan kapal tersebut," ujar Kepala Basarnas Maumere selaku SMC (SAR Mission Coordinator) Supriyanto Ridwan dalam keterangan resmi, Sabtu, 22 Juni 2024 siang.
Ridwan menjelaskan, kejadian bermula pada pukul 06.00 Wita, Kapal Pinisi Budi Utama bertolak dari Labuan Bajo mengantar tamu (wisawatan) menuju Pulau Komodo. Namun sekitar pukul 07.00 Wita di perairan Pulau Padar, kapal diterjang ombak tinggi serta arus yang kuat ditambah ada gangguan pompa kuras air laut menyebabkan kapal miring dan tenggelam.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan pelayaran di sekitar Pulau Padar, terutama mengingat potensi bahaya gelombang tinggi yang sering muncul di kawasan tersebut. Kapal pinisi, meskipun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya maritim Indonesia, seringkali lebih rentan terhadap gangguan cuaca ekstrem daripada kapal-kapal modern. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan perlunya peningkatan pengawasan dan keselamatan pelayaran di sekitar Pulau Padar, terutama ketika cuaca buruk melanda.
Pemerintah setempat dan pihak terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif yang lebih proaktif, seperti memperketat aturan pelayaran, memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem, dan meningkatkan kewaspadaan para pelaut. Selain itu, pendekatan sosialisasi kepada para pemilik kapal dan awak kapal mengenai tindakan preventif dalam menghadapi kondisi cuaca buruk juga perlu ditingkatkan guna mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Kejadian tenggelamnya kapal pinisi di perairan Pulau Padar memantik perhatian akan perlunya peningkatan kesadaran akan keselamatan pelayaran, terutama di kawasan-kawasan dengan potensi cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi. Diharapkan, insiden ini dapat menjadi momentum untuk menggalakkan upaya-upaya peningkatan keselamatan pelayaran dan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di perairan sekitar Pulau Padar.
Dengan demikian, kecelakaan kapal di perairan Pulau Padar akibat gelombang tinggi memperkuat urgensi peningkatan keselamatan pelayaran di kawasan tersebut. Langkah-langkah preventif yang lebih proaktif dan peningkatan kesadaran akan cuaca ekstrem diharapkan dapat mengurangi risiko insiden serupa terjadi di masa mendatang.