Diterjang Banjir Rob, Dua Kecamatan di Bekasi Lumpuh Total
Tanggal: 19 Nov 2024 15:55 wib.
Banjir rob melanda Kabupaten Bekasi sejak Jumat, 15 November 2024, dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Dampaknya sangat parah terutama pada dua kecamatan, di mana ketinggian air mencapai 30 hingga 70 cm.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, banjir rob telah menggenangi empat desa di Kecamatan Muaragembong, yaitu Desa Pantai Sederhana, Desa Pantai Mekar, Desa Pantai Bahagia, dan Desa Pantai Harapan Jaya. Sementara itu, di Kecamatan Tarumajaya, Kampung Sembilangan di Desa Samudrajaya juga terendam banjir rob.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dody Supriady, menjelaskan bahwa banjir rob telah berlangsung selama lima hari. Ketinggian air pasang bervariasi, bahkan mencapai 70 cm. Selain itu, air mulai menggenangi pemukiman dan akses jalan warga pada Minggu, 16 November 2024, pukul 10.00 WIB.
Banjir rob tidak hanya mengganggu akses warga, tetapi juga berdampak pada tambak udang dan ikan di wilayah pesisir. Wisata Bahari Sunge Jingkem, yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Kampung Sembilangan, juga ikut terdampak.
Dody mengungkapkan bahwa banjir rob sudah menjadi ancaman rutin bagi masyarakat pesisir utara Bekasi, khususnya di Muaragembong. Untuk membantu warga terdampak, BPBD telah mendistribusikan bantuan logistik. Namun, langkah lebih konkret diperlukan, seperti pembangunan tanggul penahan ombak di wilayah tersebut agar air laut tidak melimpas ke permukiman saat pasang surut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa banjir rob masih akan melanda wilayah pesisir utara, termasuk Kabupaten Bekasi, hingga 21 November 2024. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi pasang air laut yang lebih tinggi. Sementara Pemerintah Kabupaten Bekasi bersama unsur instansi lainnya sedang melakukan penanganan di lokasi banjir rob.
Seiring dengan kondisi banjir rob yang semakin parah dan berdampak luas, perlunya perhatian serius dari pemerintah dalam menangani bencana ini. Upaya pemulihan pascabanjir juga harus dipersiapkan secara matang, termasuk dalam hal rehabilitasi infrastruktur yang rusak.
Sebagai wilayah pesisir, Kabupaten Bekasi memang rentan terhadap banjir rob, dan hal ini seharusnya menjadi perhatian utama dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana. Pemerintah setempat harus meningkatkan infrastruktur penahan banjir, seperti tanggul penahan ombak, untuk melindungi warga dan aset-aset pesisir. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat mengenai antisipasi dan reaksi cepat saat terjadi banjir rob juga sangat penting.
Data historis mengenai banjir rob juga perlu menjadi perhatian utama agar proses perencanaan penanganan bencana dapat dilakukan dengan lebih efektif. Hal ini dapat dilakukan melalui pendataan, perhitungan, dan analisis intensif mengenai pola banjir rob yang pernah terjadi sebelumnya.
Dalam jangka panjang, perlu adanya kajian mendalam mengenai dampak perubahan iklim terhadap rentan banjir rob di Kabupaten Bekasi. Walaupun upaya-upaya penanganan bencana dapat dilakukan, namun analisa terhadap faktor-faktor perubahan iklim dapat menjadi landasan kuat untuk mengantisipasi dan menangani dampak bencana rob di masa depan.
Selain upaya melalui infrastruktur, pembentukan relawan bencana juga perlu mendapat perhatian serius. Masyarakat yang terlibat dalam relawan bencana dapat menjadi garda terdepan dalam membantu penanganan bencana serta penyampaian informasi kepada warga terdampak.
Dalam hal ini, perlunya kolaborasi antara pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan bencana rob merupakan hal yang sangat penting. Melalui sinergi yang kuat dan kerjasama yang baik, diharapkan kedepannya Kabupaten Bekasi dapat lebih siap dalam menghadapi bencana banjir rob dan dampaknya secara keseluruhan. Sesuai dengan semangat gotong royong, peran serta aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana sangatlah krusial.
Terkait hal ini, peningkatan kewaspadaan dan penanganan darurat juga menjadi hal yang penting. Selain itu, upaya peningkatan kemampuan instansi terkait dalam merespon bencana rob perlu terus ditingkatkan.
Aksi nyata sebagai upaya preventif tentu menjadi langkah yang tepat. Kampanye penyadaran akan pentingnya keberlanjutan alam dan menjaga lingkungan perairan juga perlu terus disosialisasikan untuk mencegah terjadinya bencana rob di masa mendatang. Melalui pendidikan lingkungan dan kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan Kabupaten Bekasi dapat menjadi wilayah yang lebih aman dari ancaman banjir rob di masa mendatang.
Dampak dari banjir rob tidak dapat dianggap sepele. Selain adanya kerugian materi, dampak psikologis dan sosial juga dapat dirasakan oleh masyarakat terdampak bencana. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan psikologis serta bantuan sosial bagi masyarakat terdampak agar dapat pulih dari dampak bencana ini.
Dalam jangka panjang, penanganan bencana banjir rob harus menjadi priroitas utama bagi pemerintah Kabupaten Bekasi. Semua pihak terkait, baik pemerintah, instansi terkait, masyarakat, dan para ahli perlu bekerja sama untuk menyusun strategi yang tepat serta merencanakan langkah-langkah konkret untuk mengatasi dan mencegah dampak bencana rob di masa mendatang.
Banjir rob yang melanda wilayah utara Bekasi telah menjadi ancaman yang serius bagi masyarakat dan perekonomian lokal. Dengan akses jalan dan pemukiman yang terendam air, serta dampak negatifnya terhadap sektor perikanan dan pariwisata, penanganan bencana ini memang membutuhkan upaya serius dan pemikiran mendalam dari semua pihak terkait. Menanggapi masalah ini, pemerintah setempat perlu segera mengambil langkah-langkah konkrit dan segera merencanakan langkah-langkah preventif agar wilayah pesisir Bekasi dapat lebih aman dari ancaman banjir rob di masa mendatang.