Diskusi Terbuka Penulisan Sejarah Indonesia Jadi Sarana Rangkul Beragam Gagasan
Tanggal: 29 Jul 2025 10:16 wib.
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi dari Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan, menegaskan bahwa Diskusi Terbuka Draf Buku Sejarah Indonesia yang berlangsung di Banjarmasin menjadi wadah penting dalam mengumpulkan beragam ide lokal dari berbagai kalangan, mulai dari sejarawan hingga masyarakat umum.Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan forum dialog inklusif yang dirancang untuk mendorong semua pihak, baik akademisi, pemangku kepentingan, maupun masyarakat luas, agar dapat memberikan masukan konstruktif terhadap isi buku tersebut.“Masih ada ruang untuk perbaikan jika terdapat gagasan yang belum terakomodasi. Sejarah kita sangatlah kaya, dan kami mengajak para sejarawan muda untuk turut serta memberi kontribusi,” ujar Restu dalam sebuah webinar yang dipantau dari Jakarta pada Senin.Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa forum ini juga bertujuan memperkaya substansi buku sejarah. Mengingat keterbatasan ruang dalam satu jilid, buku ini hanya menjadi langkah awal yang nantinya akan dikembangkan lebih luas.“Ke depan, akan ada penambahan hingga lima, sepuluh, bahkan ratusan jilid untuk mencakup seluruh aspek sejarah secara lebih menyeluruh,” ungkapnya.Prof. Dr. Jajat Burhanudin, M.A., selaku Editor Umum Buku Sejarah Indonesia, mengungkapkan alasan pemilihan Banjarmasin sebagai lokasi diskusi, yakni karena kota ini memiliki peran penting dalam sejarah nasional.“Saya merasa senang bisa bertukar ide di Banjarmasin, yang memiliki nilai historis tinggi dalam sejarah Indonesia,” katanya.Sementara itu, Agus Mulyana, Direktur Sejarah dan Permuseuman, melaporkan bahwa diskusi ini diikuti oleh 467 peserta, mencerminkan antusiasme dan perhatian besar masyarakat Kalimantan Selatan terhadap pentingnya penyusunan buku sejarah nasional.Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum., yang juga menjabat sebagai Editor Umum, menjelaskan bahwa buku ini membawa pembaruan dalam bidang historiografi melalui tiga pendekatan: penemuan fakta-fakta baru, pembaruan metode kajian sejarah, serta pendekatan perspektif baru sebagai respons atas tantangan global.Ia menekankan bahwa seluruh penulisan dalam buku ini berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, dan konstitusi NKRI.Melalui kegiatan diskusi publik ini, Kementerian Kebudayaan berharap dapat menjaring aspirasi masyarakat luas demi mewujudkan buku sejarah yang relevan, adil, inklusif, serta menginspirasi dan diterima oleh seluruh elemen bangsa.