Diskon Listrik 50 Persen Diberlakukan, Warga Lebih Harapkan Bantuan Bahan Pokok
Tanggal: 30 Mei 2025 19:36 wib.
Jakarta, Tampang.com – Pemerintah secara resmi mengumumkan program diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang akan berlaku mulai 5 Juni hingga 31 Juli 2025. Diskon ini menyasar sekitar 79,3 juta pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 1.300 VA di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi kuartal II 2025.
Namun, respons masyarakat terhadap kebijakan ini tidak sepenuhnya positif. Bagi sebagian warga, kebutuhan pokok harian dianggap jauh lebih mendesak dibandingkan diskon tagihan listrik bulanan.
Prioritas pada Kebutuhan Dapur
Dini (43), seorang ibu rumah tangga asal Jakarta, menyampaikan bahwa dirinya lebih mengharapkan adanya potongan harga untuk kebutuhan pokok daripada diskon listrik. "Kalau saya sih ya, jujur aja lebih milih diskon bahan pokok daripada diskon listrik. Soalnya kebutuhan makan itu enggak bisa ditunda. Kita belanja terus tiap hari, beras, minyak, telur, sayur itu udah pasti wajib ada di dapur,” ujar Dini kepada Kompas.com, Kamis (29/5/2025).
Menurut Dini, meskipun listrik merupakan kebutuhan penting, pembayarannya hanya dilakukan sebulan sekali. Sementara itu, pengeluaran untuk kebutuhan dapur bisa menyedot lebih dari setengah penghasilan keluarga menengah ke bawah setiap bulan.
“Pengeluaran buat makan itu bisa sampai 50–60 persen dari penghasilan, apalagi buat keluarga menengah ke bawah. Jadi dampaknya jauh lebih besar kalau bahan pokok yang dibantu,” katanya.
Pengalaman Lonjakan Tarif Sebelumnya
Dini juga mengingat kembali pengalamannya saat pemerintah memberikan diskon listrik pada Januari dan Februari 2025. Ia menyebut bahwa pada bulan April 2025, tarif listrik untuk rumahnya yang berdaya 1.300 VA justru mengalami lonjakan.
“Kita kayak dikasih senyum di depan, eh ditarik lagi di belakang. Jadi kayak di-PHP. Jangan sampai kejadian kayak gitu terulang. Kita rakyat kecil jangan mau 'di-prank' lagi,” keluhnya.
Bagi Dini, bantuan yang paling dibutuhkan rakyat menengah ke bawah adalah yang menyentuh kebutuhan dasar. “Kalau pemerintah serius mau bantu rakyat, ya tolong fokus ke hal yang paling dasar dulu, bahan pokok. Karena isi perut itu enggak bisa nunggu. Anak-anak juga butuh makan tiap hari, bukan tiap bulan,” ungkap Dini.
Pemerintah berharap insentif diskon listrik ini dapat menjaga daya beli masyarakat selama periode libur sekolah serta mendorong konsumsi domestik menjelang semester kedua tahun ini. Stimulus ekonomi kuartal II 2025 ini telah dibahas secara mendalam dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat menteri pada 23 Mei, dan diputuskan mulai diberlakukan pada 5 Juni 2025, seperti disampaikan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, Selasa (27/5/2025).