Sumber foto: website

Dihantam Gelombang, 4 Penumpang Kapal Jolloro Terlempar ke Laut

Tanggal: 26 Okt 2024 05:16 wib.
Kejadian tragis menimpa kapal tradisional Jolloro yang sedang mengangkut empat penumpang dalam perjalanannya dari Pulau Kodingareng menuju Dermaga Kayu Bangkoa, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat, 25 Oktober 2024. Ketika melewati wilayah Pulau Samalona, cuaca tiba-tiba memburuk, menciptakan gelombang besar yang mengakibatkan kapal oleng dan tenggelam.

Muhammad Arif Anwar, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, menegaskan bahwa informasi mengenai kecelakaan kapal tersebut diterima pada pukul 12.30 Wita. Gelombang laut yang cukup tinggi mengakibatkan seluruh penumpang terlempar keluar dari perahu. Langsung, tim rescue Basarnas Makassar bersama dengan tim SAR gabungan melakukan pencarian di lokasi kejadian dengan menggunakan Rigid Bouyancy Boat (RBB).

Arif menjelaskan bahwa kapal Jolloro tersebut membawa empat penumpang. Sebelumnya, tiga penumpang telah ditemukan lebih awal, sedangkan satu penumpang, bernama Mutmainnah (25 tahun), ditemukan sekitar satu jam setelah pencarian. Penumpang lainnya, Imelda (35 tahun), Jali (30 tahun), dan Ginar (5 tahun) berhasil ditemukan oleh seorang nelayan yang melintas dan kemudian diserahkan ke RBB untuk dievakuasi ke KN SAR Kamajaya.

Dengan ditemukannya seluruh korban, pencarian dinyatakan ditutup. Arif menyampaikan terima kasih kepada seluruh personel yang terlibat dalam operasi SAR tersebut.

Kejadian ini menyadarkan kita akan pentingnya keselamatan di laut, terutama saat cuaca buruk. Kapal-kapal tradisional seperti Jolloro memang menjadi bagian penting dari transportasi di daerah pesisir, namun penting bagi kita untuk terus meningkatkan kesadaran akan faktor keselamatan dalam setiap perjalanan laut. Hal ini juga menjadi perhatian penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk memastikan adanya regulasi yang memadai dalam menjaga keselamatan transportasi laut, termasuk untuk kapal-kapal tradisional.

Data dan statistik kecelakaan di laut, terutama di wilayah-wilayah pesisir perlu terus diidentifikasi dan dianalisis untuk memahami faktor-faktor utama yang menyebabkan kecelakaan laut, sehingga langkah-langkah pencegahan dan keselamatan bisa dikembangkan lebih lanjut. Sistem peringatan dini juga perlu terus ditingkatkan, agar kapal-kapal dapat mengantisipasi cuaca buruk dan gelombang besar yang bisa mengancam keselamatan perjalanan laut.

Penting bagi seluruh pihak terkait, terutama otoritas maritim dan Basarnas, untuk terus meningkatkan kemampuan dan ketersediaan alat-alat pencarian dan pertolongan di daerah-daerah pesisir. Hal ini meliputi pelatihan reguler untuk personel SAR, investasi dalam peralatan yang memadai, serta kerjasama yang kuat dengan pihak terkait seperti nelayan lokal dan komunitas setempat yang juga dapat membantu dalam proses pencarian dan pertolongan.

Selain itu, kesadaran akan pentingnya penggunaan alat keselamatan pribadi seperti pelampung juga sangat penting untuk terus ditingkatkan, baik oleh para pelaut maupun penumpang kapal. Pemerintah dan instansi terkait perlu melakukan kampanye yang lebih intensif mengenai pentingnya keselamatan laut dan penggunaan peralatan keselamatan di laut, terutama di kalangan nelayan dan pengguna kapal laut tradisional.

Dengan meningkatnya kesadaran akan keselamatan laut dan perlindungan terhadap penggunaan kapal tradisional, diharapkan kejadian seperti ini dapat diminimalisir dan pihak terkait dapat bekerja sama untuk menciptakan sistem transportasi laut yang lebih aman di masa depan. Kepedulian bersama terhadap keselamatan laut sangatlah penting, karena keselamatan setiap individu di laut tidak hanya menjadi tanggung jawab pribadi, namun juga tanggung jawab bersama untuk menciptakan laut yang aman bagi semua penggunanya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved