Sumber foto: google

Deret Daerah Terancam Cuaca Ekstrem saat Kemarau, Termasuk Jabar

Tanggal: 9 Jun 2024 07:18 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi perubahan cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat, meskipun musim kemarau telah tiba. Meski demikian, BMKG memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam beberapa wilayah.

Prospek Cuaca Mingguan Periode 7–13 Juni mengindikasikan bahwa sejumlah daerah yang seharusnya memasuki musim kemarau pada Juni tetap berpotensi mengalami hujan dan fenomena cuaca ekstrim lainnya. Hal ini disampaikan oleh BMKG sebagai peringatan bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya cuaca.

Menurut BMKG, terdapat beberapa wilayah yang diprediksi akan memasuki musim kemarau di bulan Juni, antara lain sebagian besar wilayah Sumatra, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian wilayah Sulawesi Selatan, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan. Adapun beberapa daerah yang sudah memasuki musim kemarau antara lain adalah Bali, NTB, dan NTT.

Meskipun demikian, BMKG mencatat bahwa pada Dasarian I (sepuluh hari pertama) bulan Juni, masih terdapat kejadian hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat (di atas 100 mm). Selain itu, BMKG juga mencatat riwayat hujan lebat atau curah hujan tinggi di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir. Secara spesifik, pada tanggal 31 Mei, Sumatra Barat mencatat curah hujan 153,6 mm; pada 1 Juni Kalimantan Barat mengalami curah hujan 139 mm dan Bangka Belitung 115,1 mm; pada 2 Juni, Semarang mencatat curah hujan 104,5 mm dan Kalimantan Barat sebesar 103 mm; dan pada 3 Juni, Kalimantan Selatan mencapai 221 mm.

BMKG mencatat potensi berlanjutnya fenomena cuaca ekstrem di berbagai daerah untuk periode 7 hingga 13 Juni. Potensi ini meliputi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.

Selain hujan lebat, BMKG juga mencatat potensi angin kencang di sejumlah wilayah, antara lain Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Selatan, Papua Barat Daya, dan Papua Barat.

Menurut BMKG, beberapa dinamika atmosfer berpengaruh terhadap potensi peningkatan curah hujan dalam seminggu ke depan. Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan aktif di wilayah Maluku dalam seminggu ke depan. Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer Kelvin diprakirakan aktif di Sumatra bagian utara, Lampung, dan Jawa bagian utara dalam waktu yang sama. Terdapat juga daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah, yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau di beberapa wilayah, yang juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan. Semua faktor ini menjadi penentu terjadinya fenomena cuaca ekstrem dalam periode yang disebutkan.

Masyarakat diharapkan untuk memperhatikan peringatan cuaca dari BMKG dan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan agar dapat menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi. Peringatan ini harus disampaikan ke semua lapisan masyarakat, terutama kepada mereka yang tinggal di wilayah yang rentan terhadap fenomena cuaca ekstrem. Selain itu, pemerintah juga diharapkan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi bencana yang diperlukan agar dapat mengurangi dampak dari potensi cuaca ekstrem.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved