Depok Bukan Lagi Kota Paling Intoleran: Lompatan Signifikan dalam Indeks Kota Toleran 2025
Tanggal: 28 Mei 2025 20:17 wib.
Tampang.com | Kabar menggembirakan datang dari Kota Depok. Setelah bertahun-tahun menyandang predikat yang kurang mengenakkan, kini Depok berhasil melepaskan status sebagai kota paling intoleran di Indonesia. Laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2025 yang dirilis oleh Setara Institute menunjukkan peningkatan peringkat yang signifikan bagi kota ini.
Dalam laporan terbaru tersebut, Depok mencatatkan lompatan luar biasa ke peringkat 78 dari total 94 kota yang dinilai. Capaian ini menjadi salah satu peningkatan peringkat paling menonjol, setelah sebelumnya berada di posisi 94 pada tahun 2023. Bahkan, pada laporan tahun 2024, Depok sudah menunjukkan perbaikan awal dengan naik ke posisi 78, sebuah sinyal positif yang terus berlanjut.
Kenaikan ini menjadi penanda penting bagi sebuah kota yang selama beberapa tahun sebelumnya selalu berada di dasar indeks toleransi nasional. Predikat sebagai kota paling intoleran sempat melekat pada Depok selama tiga tahun berturut-turut, yakni pada IKT tahun 2020, 2021, dan 2022.
Pada laporan IKT 2022, Depok bahkan menempati peringkat terbawah, tepat di bawah Kota Cilegon, Banten, dengan skor yang sangat rendah, hanya 3,610. Angka ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi kota dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan menerima keberagaman.
Namun, perlahan tapi pasti, berbagai inisiatif lokal yang progresif mulai membuahkan hasil. Perubahan positif ini tidak terjadi begitu saja, melainkan berkat upaya kolektif dari berbagai pihak di Depok.
Menurut laporan Setara Institute, kenaikan pesat Depok tidak lepas dari komitmen kuat para pemangku kebijakan untuk membangun ekosistem yang lebih toleran di seluruh lapisan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berpihak pada toleransi adalah kunci utama.
"IKT telah menggerakkan kota-kota untuk berkompetisi di jalan pemajuan toleransi dengan memenuhi standar-standar yang ditetapkan," tulis Setara Institute dalam laporan resminya, Selasa (27/5/2025), menggarisbawahi dampak positif dari publikasi indeks ini.
Setara juga mencatat bahwa kota-kota yang mengalami perbaikan signifikan—termasuk Depok—menunjukkan perubahan positif dalam komitmen pemerintah daerah, minimnya kebijakan diskriminatif, serta meningkatnya partisipasi aktif masyarakat sipil dalam upaya-upaya toleransi.
Dalam penilaiannya, Setara Institute menggunakan empat variabel utama yang menjadi penentu status kota toleran. Variabel-variabel ini mencakup aspek-aspek krusial dalam pembangunan masyarakat yang inklusif.
Keempat variabel tersebut adalah: Regulasi Pemerintah Kota, Tindakan Pemerintah Kota, Pernyataan dan Sikap Pemerintah Kota, dan Persepsi Masyarakat Sipil. Setiap variabel diukur dengan indikator-indikator spesifik untuk mendapatkan gambaran komprehensif.
Melalui pengukuran variabel-variabel ini, Setara Institute menilai sejauh mana suatu kota mampu menciptakan ruang hidup yang aman, adil, dan inklusif bagi seluruh warganya, tanpa diskriminasi berdasarkan agama, keyakinan, atau identitas lainnya. Peningkatan Depok menjadi bukti bahwa perubahan positif menuju masyarakat yang lebih toleran adalah mungkin.