Demo Indonesia Gelap di Bengkulu, Massa Aksi Putar Lagu 'Bayar Bayar Bayar' yang Viral Sindir Polisi

Tanggal: 24 Feb 2025 21:33 wib.
Tampang.com | Pada hari Senin, 24 Februari 2025, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berdatangan untuk menggelar aksi demonstrasi bertajuk "Indonesia Gelap". Mereka berkumpul di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, dengan semangat dan tekad yang tinggi. Tak hanya membawa spanduk yang mengungkapkan aspirasi mereka, para mahasiswa ini juga memutar lagu berjudul "Bayar Bayar Bayar" yang viral dan dianggap menyinggung pihak kepolisian. Lagu tersebut merupakan karya dari band Sukatani, yang telah menarik perhatian publik karena liriknya yang berani dan kritis.

Aksi dimulai sekitar pukul 13.30 WIB, ketika mereka berjalan kaki berangkat dari Gadung Taman Budaya Bengkulu menuju lokasi demonstrasi. Peserta aksi, yang terdiri dari mahasiswa yang tergabung dalam berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan organisasi kepemudaan lainnya, membawa serta bendera-bendera dan alat peraga demonstrasi yang menunjukkan tuntutan mereka. Dalam orasinya, salah satu mahasiswa menekankan pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi rakyat Indonesia serta meminta pemerintah untuk lebih mengutamakan isu-isu tersebut. "Dengan rasa cinta yang kita miliki, kami memanggil pemerintah untuk mendengarkan suara rakyat," katanya dengan penuh rasa semangat.

Jumlah massa yang diperkirakan sekitar 1.500 orang tersebut menunjukkan antusiasme tinggi dari kalangan mahasiswa terhadap isu yang mereka suarakan. Aksi ini menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar yang mengkritik pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Sejak pagi hari, pihak kepolisian telah melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi potensi kerumunan dan menjaga situasi tetap kondusif. Mereka menyiapkan mobil pengurai massa dan water cannon, serta melakukan penutupan jalan di beberapa titik strategis seperti Jalan Kapuas dan di depan Masjid Raya Baitul Izzah. Selain itu, barrier dan kawat berduri juga dipasang untuk membatasi akses mahasiswa ke dalam gedung DPRD.

Meskipun upaya kepolisian tersebut, mahasiswa tetap menunjukkan semangat yang tinggi dan berusaha menggeser barrier yang dipasang. Hingga berita ini ditulis, mahasiswa masih dalam proses pengumpulan massa dan melanjutkan aksi di depan kantor DPRD Provinsi. Aksi demonstrasi ini tak hanya menunjukkan keberanian para mahasiswa, tetapi juga menggambarkan kekecewaan mereka terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia saat ini. Hal ini juga menggugah masyarakat untuk turut memperhatikan isu-isu penting yang tengah dibahas oleh generasi penerus bangsa. 

Ketegangan antara mahasiswa dan aparat keamanan selama demonstrasi menjadi sorotan, dan diharapkan dapat menjadi momentum bagi dialog yang konstruktif antara generasi muda dan pemerintah untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Melalui aksi ini, para mahasiswa berharap suaranya didengar dan diperhatikan oleh para pengambil kebijakan demi kepentingan rakyat yang lebih luas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved