Demo di Semarang Ricuh, Massa Kabur ke Dalam Mal
Tanggal: 27 Agu 2024 10:52 wib.
Aksi demonstrasi mahasiswa di Kota Semarang pada Senin (26/8/2024) menghasilkan situasi ricuh. Aksi ribuan mahasiswa, termasuk anak-anak SMK/STM, berlangsung di depan Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda, sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah terkait putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pilkada 2024.
Pengunjuk rasa bergegas ke Mal Paragon Semarang setelah kocar-kacir menyusul ketersinggungan oleh aparat keamanan. Aksi dimulai menjelang sore, dengan aparat yang sudah berjaga di kompleks DPRD Jateng di Jalan Pahlawan. Kawat berduri telah dipasang untuk menutup Jalan Menteri Supeno di kawasan bundaran Taman Indonesia Kaya (TIK), sisi selatan DPRD Jateng yang minggu lalu menjadi sasaran pembongkaran pagar oleh massa aksi.
Meski rombongan demonstran sempat melintas di sana, aksi kemudian beralih ke Jalan Pemuda Kota Semarang di kompleks Balai Kota. Pada Senin petang sekitar pukul 18.00 WIB, jumlah massa aksi bertambah oleh anak-anak SMK/STM dan kemudian terjadi kerusuhan.
Beberapa wadah pecah untuk dilemparkan ke arah aparat yang berjaga, sementara beberapa dari mereka membawa bambu. Bentrok antara massa dan aparat terjadi, dimana polisi membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan menyemprotkan air bertekanan tinggi menggunakan mobil pengendali massa (Dalmas). Massa berhamburan ke segala arah.
Saat sekitar pukul 19.00 WIB, aparat berhasil mengusir massa. Beberapa ambulans terlihat melintas di Jalan Pemuda Kota Semarang, yang mana mengakibatkan rekayasa lalu lintas dan penutupan ruas jalan.
“Tadi teman-teman bisa menyaksikan bagaimana adek-adek kita melakukan pelemparan batu, paving, kayu, bambu dan seterusnya, ada beberapa korban, bahkan Wakasat Intel Polrestabes Semarang terkena tombak di pipi kanan. Kami masih inventarisir korban selain Wakasat Intel, baik dari petugas maupun dari adik-adik mahasiswa, mudah-mudahan tidak ada hanya Wakasat Intel saja, kita berharap begitu,” kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar di lokasi.
Dia menyebutkan bahwa terdapat total 1.541 petugas yang dilibatkan dalam pengamanan unjuk rasa ini, yang merupakan gabungan dari Polrestabes Semarang, polres terdekat dan Polda Jateng.“Kita sayangkan mengapa adek-adek mahasiswa melibatkan STM. Mereka provokasi, datangnya pukul 18.00 setelah magrib, melakukan pelemparan,” lanjutnya.
Irwan menyatakan bahwa tindakan polisi sudah sesuai dengan aturan. “Tahapannya disampaikan diingatkan, kalau itu diabaikan kan ada tahapan berikutnya, teman-teman bisa menyaksikan,” ujarnya.
Insiden ini menunjukkan ketegangan yang meningkat antara pemerintah dan mahasiswa terkait isu Pilkada 2024. Hal ini menunjukkan ketidakpuasan mahasiswa terhadap hukum dan keputusan politik yang diambil pemerintah, sehingga mereka merasa perlu untuk menyuarakan pendapat mereka melalui demonstrasi.