Demo di Kemkominfo, Mahasiswa Bawa Simbol 'Kartu Merah'
Tanggal: 6 Jul 2024 19:56 wib.
Aksi protes yang dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sebagai respons terhadap peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), pada Jumat (5/7) sore, menyerukan tuntutan dan kekecewaan mereka terhadap peristiwa tersebut.
Menurut laporan CNNIndonesia.com, mahasiswa membawa sejumlah poster yang memuat tuntutan mereka dalam demonstrasi. Selain itu, mereka juga membawa kertas berwarna merah sebagai simbol "kartu merah" yang melambangkan kekecewaan mahasiswa atas peretasan PDNS.
Achmad Fauzi, Koordinator Wilayah BEM BSJB, menyatakan bahwa salah satu tuntutan utama mereka dalam aksi demo adalah meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi ulang terhadap proses tender PDNS. Menurut Fauzi, hal ini penting dilakukan karena PDNS saat ini masih bersifat sementara, oleh karena itu evaluasi ulang proses tender diharapkan dapat mencegah terjadinya masalah serupa di masa depan.
Selain itu, Fauzi juga meminta pemerintah untuk menyusun langkah-langkah mitigasi jika terjadi peretasan serupa di masa mendatang. Dia berharap agar pemerintah dapat mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi dengan cepat, sehingga kebocoran data yang mengganggu hak digital masyarakat dapat dihindari.
Sistem PDNS 2 telah lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware yang mengenkripsi data di dalam sistem. Sebagian besar data di pusat data yang digunakan oleh 282 institusi pemerintah pusat dan daerah terkunci, dan hingga saat ini belum dapat dipulihkan.
Untuk membuka data tersebut diperlukan kunci dekripsi. Pelaku peretasan meminta tebusan sebesar US$8 juta atau sekitar Rp131,8 miliar untuk memberikan kunci dekripsi. Meskipun demikian, Kementerian Kominfo menegaskan bahwa mereka tidak akan membayar tebusan tersebut.
Kemudian, kelompok Ransomware Brain Cipher, yang mengaku sebagai peretas, tiba-tiba muncul dengan klaim bahwa mereka dapat memberikan kunci dekripsi secara gratis pada Selasa (2/7). Mereka bahkan mengunggah tautan untuk mengunduh dekripsi data yang terkena ransomware, namun klaim ini hanya berlaku untuk PDNS 2.
Pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika mengkonfirmasi bahwa mereka telah mencoba kunci dekripsi yang disediakan oleh kelompok Brain Cipher pada sampel data, dan hasilnya berhasil membuka data tersebut.
Demo yang dilakukan oleh mahasiswa ini memberikan tekanan tambahan kepada pemerintah untuk bertindak lebih proaktif dalam melindungi data negara dari ancaman peretasan. Kesejahteraan masyarakat dan keamanan digital harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah, dan upaya pencegahan serta penanggulangan terhadap serangan cyber harus ditingkatkan.