Sumber foto: google

Dekan FK Unair yang Menolak Dokter Asing Dipecat

Tanggal: 5 Jul 2024 13:03 wib.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso, yang secara tegas menolak rencana pemerintah mendatangkan dokter asing, akhirnya dipecat dari jabatannya. Dalam pesan yang tersebar luas, Budi tidak merinci penyebab langsung pemberhentiannya. Meski demikian, dia menyatakan menerima keputusan tersebut dengan lapang dada dan ikhlas.

"Bpk ibu Dosen FK. Unair, per hari ini sy diberhentikan sebagai Dekan FK. Unair, sy menerima dengan lapang dada dan ikhlas, Mhn maaf selama sy memimpin FK. Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK. Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, Aamiin3x , salam hormat untuk guru, senior dan sejawat semuanya," kata Budi dalam pesan tersebut.

Budi juga mengonfirmasi pemberhentiannya, "Benar saya diberhentikan per hari ini," kata Budi saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com pada Rabu (3/7) malam. Dia menduga bahwa alasan di balik pemberhentiannya terkait dengan pernyataan penolakan dokter asing di Indonesia.

Budi mengungkapkan bahwa dirinya telah dipanggil oleh Rektor Unair pada Senin (1/7) untuk memberikan keterangan terkait hal tersebut. "Iya. Proses saya untuk dipanggil berkaitan dengan itu [pernyataan dokter asing]," ujar Budi.

Meski mengakui bahwa dirinya tak dapat berbuat banyak dan menerima keputusan Unair, Budi juga yakin bahwa penolakan terhadap rencana untuk mengimpor dokter asing didukung oleh rekan-rekannya. "Karena rektor pimpinan saya dan ada perbedaan pendapat dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Kalau saya menyuarakan hati nurani," ujar Budi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Azhar, meminta agar pemberhentian Budi Santoso tidak dikaitkan dengan Kemenkes. "Saya rasa ini masalah internal Unair," ujar Azhar. Dia juga menegaskan bahwa Kemenkes bukanlah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Riset yang mengurus masalah akademik. "Jadi sekali lagi mohon kami jangan disangkutpautkan dengan kejadian dekan Unair," ujar Azhar.

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sebelumnya menanggapi tegas sinyal Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, terkait penolakan dokter asing. Budi Santoso, Dekan FK Unair, secara konsisten menolak wacana tersebut. "Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," ujar Budi.

Budi juga meyakini bahwa 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Menurutnya, kualitas dokter-dokter Indonesia tidak kalah dengan dokter asing. "Saya pikir semua dokter di Indonesia tidak rela kalau dokter asing bekerja di sini, karena kita mampu untuk memenuhi dan kita mampu menjadi dokter tuan rumah sendiri," ujar Budi.

Sikap dari FK Unair tersebut mendapat tanggapan dari Menkes pada 2 Juli 2024. Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa alasan pemerintah berencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia adalah untuk menyelamatkan ribuan bayi yang menderita kelainan jantung bawaan.

Menurut Budi Gunadi Sadikin, Indonesia masih kekurangan dokter yang mampu menangani bayi dengan kelainan jantung bawaan. Dia mengungkapkan bahwa sekitar 12 ribu bayi di Indonesia memiliki kelainan jantung bawaan, sedangkan jumlah dokter yang mampu menangani atau mengoperasi pasien bayi tersebut hanya sekitar 6 ribu. Hal ini menyebabkan sekitar 6 ribu bayi lainnya memiliki potensi untuk meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan yang memadai.

"Kedatangan dokter asing sebenarnya untuk menyelamatkan 6 ribu nyawa ini," ujar Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (2/7).

Dalam situasi ini, penting untuk mempertimbangkan pandangan dan peran dari berbagai pihak yang terlibat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved